Nama
Ilmiah: Leiopython albertisii
Negara: Papua New Guinea, Australia, Indonesia
Benua: Asia, Oceania
Makanan: mamalia kecil, burung
Jenis: Carnivora
Habitat: Tropical rainforest
Status Konservasi: banyak ditemui
Family Terdekat: Amethystine python, green tree python
Termasuk dalam ular yang berukuran medium, merupakan ular phyton yang ramping, dengan pertumbuhan paling besar dapat mencapai 2 m, bahkan dapat mencapai 3m. Tubuhnya berwarna emas dan kepalanya hitam. Disamping mulutnya berwarna putih dengan garis zigzag, sehingga kita melihatnya seperti dia memiliki gigi yang besar-besar. Seperti jenis phyton pada umumnya phyton ini tidak berbisa, cara membunuh mangsanya dengan meremas dengan erat sampai mangsanya tidak bisa bernafas dan mati. Seperti ular umumnya, ular ini menelan mangsanya dari bagian kepalanya. Bagian rahang atas dari kepala phyton merekat kuat dengan bagian bawah rahangnya dengan sebuah ligamen yang elastis, hal ini memungkinkan ular ini dapat menelan mangsa yang memiliki ukuran tubuh yang lebih besar darinya. Ular phyton tidak mengunyah makanannya tetapi akan langsung dicerna oleh asam yang sangat kuat dalam perutnya.
Spesies ini hidup didarat umumnya membuat lubang didalam tanah dan hidup di hutan hujan di Irian Jaya dan pulau-pulau sekitarnya. Pada umumnya ditemukan pada habitat rawa dan sering ditemukan ular ini sedang berenang. Ular betinanya merupakan ibu yang baik, mereka menjaga dan mengerami telurnya sampai telurnya menetas. Phyton ini dapat mendesis lebih keras dari phyton lainnya, terutama jika mereka terasa terganggu. Phyton jantan memiliki taji yang pendek dibagian bawah tubuhnya yang digunakan sebagai alat kopulasi.
Betinanya dapat berkembang biak setiap tahun, sering ditemui juga 2 kali dalam setahun, mereka dapat mengeluarkan telur sebanyak 8-15 buah telur. Sama seperti jenis phyton lainnya, telurnya diletakkan dalam satu tumpukan. Hal ini merupakan suatu adaptasi untuk menghindari jumlah yang tercecer dalam suatu permukaan yang luas serta membantu mencegah dari kekeringan. Betinanya mengerami telurnya dengan cara melingkarkan tubuhnya pada tumpukan telur dan kepalanya berada diatas. Setelah sekitar 2 bulan, anak-anaknya sudah siap untuk menetas dan mereka sudah bisa mencari makan sendiri.
Jenis phyton ini tidak ditetapkan sebagai spesies yang terancam punah di alam liar, tetapi sebagai reptil yang banyak ditempat tropis, habitat mereka sangat rapuh dan dengan mudah bisa dihancurkan. White-lipped python termasuk dalam keluarga ular phyton yang terbesar di dunia.
Negara: Papua New Guinea, Australia, Indonesia
Benua: Asia, Oceania
Makanan: mamalia kecil, burung
Jenis: Carnivora
Habitat: Tropical rainforest
Status Konservasi: banyak ditemui
Family Terdekat: Amethystine python, green tree python
Termasuk dalam ular yang berukuran medium, merupakan ular phyton yang ramping, dengan pertumbuhan paling besar dapat mencapai 2 m, bahkan dapat mencapai 3m. Tubuhnya berwarna emas dan kepalanya hitam. Disamping mulutnya berwarna putih dengan garis zigzag, sehingga kita melihatnya seperti dia memiliki gigi yang besar-besar. Seperti jenis phyton pada umumnya phyton ini tidak berbisa, cara membunuh mangsanya dengan meremas dengan erat sampai mangsanya tidak bisa bernafas dan mati. Seperti ular umumnya, ular ini menelan mangsanya dari bagian kepalanya. Bagian rahang atas dari kepala phyton merekat kuat dengan bagian bawah rahangnya dengan sebuah ligamen yang elastis, hal ini memungkinkan ular ini dapat menelan mangsa yang memiliki ukuran tubuh yang lebih besar darinya. Ular phyton tidak mengunyah makanannya tetapi akan langsung dicerna oleh asam yang sangat kuat dalam perutnya.
Spesies ini hidup didarat umumnya membuat lubang didalam tanah dan hidup di hutan hujan di Irian Jaya dan pulau-pulau sekitarnya. Pada umumnya ditemukan pada habitat rawa dan sering ditemukan ular ini sedang berenang. Ular betinanya merupakan ibu yang baik, mereka menjaga dan mengerami telurnya sampai telurnya menetas. Phyton ini dapat mendesis lebih keras dari phyton lainnya, terutama jika mereka terasa terganggu. Phyton jantan memiliki taji yang pendek dibagian bawah tubuhnya yang digunakan sebagai alat kopulasi.
Betinanya dapat berkembang biak setiap tahun, sering ditemui juga 2 kali dalam setahun, mereka dapat mengeluarkan telur sebanyak 8-15 buah telur. Sama seperti jenis phyton lainnya, telurnya diletakkan dalam satu tumpukan. Hal ini merupakan suatu adaptasi untuk menghindari jumlah yang tercecer dalam suatu permukaan yang luas serta membantu mencegah dari kekeringan. Betinanya mengerami telurnya dengan cara melingkarkan tubuhnya pada tumpukan telur dan kepalanya berada diatas. Setelah sekitar 2 bulan, anak-anaknya sudah siap untuk menetas dan mereka sudah bisa mencari makan sendiri.
Jenis phyton ini tidak ditetapkan sebagai spesies yang terancam punah di alam liar, tetapi sebagai reptil yang banyak ditempat tropis, habitat mereka sangat rapuh dan dengan mudah bisa dihancurkan. White-lipped python termasuk dalam keluarga ular phyton yang terbesar di dunia.
No comments:
Post a Comment