Wednesday, October 22, 2014

Inclusion Body Disease (IBD)

IBD merupakan suatu hal yang telah lama ada dalam pemeliharaan boa dan python di captivity, akan tetapi keberadaannya sendiri baru disadari oleh publik baru-baru ini. IBD dipercaya sebagai penyakit yang disebabkan oleh retrovirus dan sepertinya hanya menyerang anggota dari keluarga “boid”, seperti python dan boa. Penyakit ini mempengaruhi dua grup ular tersebut dengan berbagai cara yang berbeda akan tetapi kondisi yang diakibatkan akan selalu fatal ketika ular mulai menampakkan gejala-gejala yang diakibatkan oleh penyakit ini.
Ular bisa saja tidak menampakkan gejala-gejala apapun tetapi tetap saja menjadi pembawa dari penyakit ini – Boa, sebagai contoh, sering menjadi sarang dari penyakit ini tanpa menampakkan gejala-gejala terkena penyakit. Maka bila seekor ular yang dikandangkan dengan ular lain yang telah terinfeksi tidak menunjukkan adanya gejala-gejala apapun, bukan berarti ular tersebut kebal terhadap penyakit ini – ia tetap dapat menjadi sumber infeksi pada ular-ular lainnya yang masih sehat.
Penyakit ini diyakini disebabkan oleh “inclusion bodies” (sejenis retrovirus) yang diidentifikasi terdapat dalam sel epithelial dari ginjal dan pancreas ular yang terjangkit. IBD juga dikaitkan dengan degenerasi neuronal dan luka pada saraf tulang belakang dan otak, yang nantinya akan menyebabkan denegerasi myelin dan kerusakan pada saraf. Dalam beberapa kasus, ular yang terjangkit oleh IBD juga ditemukan terinfeksi oleh kutu ular, Ophionyssus natricis, akan tetapi karena keberadaan dari parasit ini tidak selalu hadir pada semua kasus IBD yang terjadi, maka hubungan sebab akibat yang pasti antara parasit ini dan IBD tidak dapat dibuat.
Host
Penyakit IBD sendiri telah diidentifikasi pada ular-ular dari keluarga boid di bawah ini, antara lain berbagai subspecies boa constrictor (Boa constrictor), green anaconda (Eunectes murinus), Haitian boa (Epicrates striatus), Burmese python (Python molurus bivittatus), Indian python (P. m. molurus), reticulated python (P. reticulatus), ball python (P. regius), carpet python (Morelia spilota) dan diamond python (M. s. spilota). Sebagai tambahan, penyakit yang mirip dengan IBD didiagnosa pada seekor eastern king snake (Lampropeltis getulus) yang dikandangkan dengan boa constrictor dan pada palm vipers (Bothriechis marchi).
IBD biasanya ditemukan pada ular-ular juvenile hingga ular dewasa, akan tetapi tidak menutup kemungkinan ular yang baru lahir (neonate) dapat terinfeksi juga.
Distribusi
Menyebar di seluruh dunia pada ular-ular dari keluarga boid yang ada dalam pemeliharaan. Kebanyakan kasus IBD terjadi di U.S namun kasus-kasus IBD baru-baru ini ditemukan pada captive pythons di Australia, Canary Island, dan Italia. Transportasi ular dalam perdagangan hewan dan transportasi ular dari institusi-institusi kebun binatang yang berbeda dipercaya menjadi sebab tersebarnya penyakit ini di seluruh dunia.
Sampai saat ini tidak diketahui apakah inclusion body disease juga muncul pada boa dan python di alam liar, atau secara exclusive hanya terjadi pada ular di pemeliharaan (hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut).
Gejala
Python dan boa memperlihatkan gejala yang sedikit berbeda, dimana penyakit berkembang lebih lambat pada boa.
Tanda-tanda infeksi IBD di Boa antara lain kekacauan pada sistem saraf pusat seperti lumpuh, tidak dapat mengembalikan posisi badannya ke arah semula ketika posisi badannya terbalik, “star-gazing” (posisi kepala ular tegak ke arah atas menatap langit), ketidak mampuan untuk menyerang atau membelit mangsanya – atau bahkan hanya pada kelumpuhan saja. Gejala-gejala lain yang terjadi di Boa adalah penurunan berat badan secara ekstrim, menderita muntah kronis, serta infeksi pernafasan. Dysecdysis yang disebabkan oleh ketidak mampuan ular untuk mengontrol gerakan tubuhnya dalam melepas kulit lama-nya.
IBD berkembang secara lebih agresif pada ular python, selain gejala-gejala yang telah dijelaskan untuk boa di atas (terkecuali muntah kronis), python juga mengalami “mouth rot” (infectious stomatitis), disorientasi dan hilangnya kordinasi otot serta respon refleks yang terlalu tinggi atau terlalu besar.
Baik pada Python ataupun Boa, penyakit ini berkembang sangat cepat dan berakibat fatal pada ular-ular juvenile. Dimana kematian dengan cepat terjadi setelah dimulainya kelumpuhan ringan pada ular.
Daya tahan Virus di luar inangnya
Berdasarkan apa yang telah diketahui tentang virus pada saat ini, maka disinfektan berbasis alkohol (e.g. Sagrotan, Desderman, Microzid) akan melenyapkan virus. Sebagai retrovirus, IBD tidak akan bertahan di luar tubuh inangnya untuk jangka waktu yang lama.
Pencegahan
Sampai sekarang tidak ada pengobatan untuk penyakit ini, dan dikarenakan penyakit ini selalu berakibat fatal dan sangat menular, maka euthanasia pada ular yang positif terjangkit oleh IBD merupakan tindakan yang dianjurkan. Sekalipun ular dapat dijaga agar tetap hidup melalui tindakan-tindakan seperti force feeding dan hydration, kerusakan yang terjadi pada saraf, otak, saraf tulang belakang dan organ-organ dalam sangatlah besar – sehingga biarpun ular tetap hidup tetapi kualitas hidup ular itu sendiri akan semakin menurun yang juga disertai dengan meningkatnya rasa sakit pada ular.
Dikarenakan belum adanya pengobatan untuk penyakit ini dan penyebarannya yang seperti virus, maka tindakan yang dapat dilakukan untuk menimalisir resiko masuknya IBD ke ular peliharaan kita adalah dengan melakukan aksi-aksi pencegahan, antara lain:
  • Hanya menempatkan satu ular dalam satu kandang.
  • Penggunaan satu macam barang untuk tiap satu kandang (tempat minuman, hook, dan lain-lain).
  • Hindari pemberian makanan yang telah ditolak oleh satu ular kepada ular lainnya.
  • Pembasmian kutu.
  • Melakukan tindakan euthanasia pada ular yang telah positif terjangkit oleh IBD.
  • Melakukan disinfeksi kandang dan peralatan secara berkala.
  • Mencuci tangan setelah dan di antara penghandlean satu ular sebelum menghandle ular lainnya.
  • Kandang yang terbuat dari kayu polos (tidak dilapis melamine dan semacamnya) harus disingkirkan, apabila ular yang telah terkonfirmasi terjangkit IBD tinggal di dalamnya.
Karantina secara ketat untuk setiap ular jenis Python dan Boa yang baru kita dapat, paling tidak untuk jangka waktu 3-6 bulan dan jika anda telah memiliki pet Python maupun Boa, selalu berhati-hati dan waspada setiap mengunjungi toko hewan peliharaan, pameran reptil, ataupun melihat-lihat koleksi reptil orang lain. Diterjemahkan dan diambil dari berbagai sumber.
Retrovirus yang terdapat pada Boa constrictor yang terkena IBD Image
Tanda-tanda IBD
Image
Image
Image
Image
Image

Beberapa jenis penyakit yg ada pada reptil

Bisul bernanah / Abscesses.
Pada umumnya bisul bernanah disebabkan oleh luka yang terinfeksi oleh kuman sewaktu proses penyembuhan. Bisul ini berbentuk seperti gumpalan yang menonjol dari bawah kulit yang bisa juga memanjang sampai ke organ dalam ular. Biasanya agak sukar dibedakan bisul bernanah ini dengan tumor, atau telur atau sembelit pada ular dan hanya dokter hewan yang berpengalaman yang boleh menangani kasus bisul bernanah ini karena mereka bisa memberikan diagnosa yang tepat apalagi bila melibatkan organ bagian dalam dari ular. Perawatan yang diperlukan untuk bisul bernanah ini termasuk dalam kegiatan membedah bisul dan kemudian mengeluarkan nanah seluruhnya dilanjutkan dengan pembersihan dan penutupan bekas luka sambil memberikan perawatan antibiotik.

Melepuh / Blister.
Biasanya hanya diderita oleh ular peliharaan. Ini adalah penyakit yang bisa dihindari melalui perawatan lingkungan yang tepat. Apabila ular dipelihara dengan alas yang kotor, berjamur atau terlalu basah/ lembab, maka luka melepuh yang berisi air bisa terjadi di bagian bawah badan ular. Luka lepuh ini berbeda dengan luka melepuh akibat panas dan harus diperhatikan secara seksama dulu sebelum perawatan. Awalnya hanya akan muncul satu atau dua luka lepuh tapi apabila diabaikan bisa bertambah dan bisa juga mengancam keselamatan ular itu apabila menyebar ke mulut, hidung dan lubang anus ular. Perawatan yang paling tepat adalah pencegahan. Jagalah agar alas selalu bersih dan kering, segera bersihkan apabila terlihat ada kotoran atau air kencing dan gantilah alas secara teratur. Luka lepuh yang jumlahnya masih sedikit, bisa diobati sendiri di rumah. Sterilkan sebatang jarum yang tajam dan secara perlahan pecahkan luka lepuh itu lalu gunakan kapas atau perban yang bersih untuk menyerap sebanyak mungkin cairan yang ada di dalam luka lepuhan itu. Dilanjutkan pengobatan untuk lukanya, dua kali sehari dioleskan betadine atau hydrogen peroxide dan bubuhkan juga antibiotik. Apabila kiranya luka lepuh ini cukup banyak atau berlanjut ke bagian bagian tertentu dari ular, lebih baik segera dibawa ke dokter hewan yang berpengalaman.

Luka bakar / burns.
Luka bakar pada reptil biasanya muncul sewaktu reptil mencari tempat yang hangat , sayangnya tempat itu terlalu panas atau si ular berdiam disana terlalu lama. Didalam kandang, sewajarnya tidak ada sumber panas , karena yang digunakan adalah panasnya bukan sumber panasnya.
Hot rocks biasanya dijual kepada pemelihara reptil pemula sebagai penghangat untuk reptil, tapi hot rocks memiliki reputasi yang buruk karena bisa mengakibatkan luka bakar. Ular yang lepas seringkali mencari tempat yang hangat untuk bersembunyi, misalnya di dekat mesin heater, yang kemudian bisa mengakibatkan luka bakar. Ciri2 luka bakar pada ular adalah sisik yang berwarna coklat, hitam atau abu abu dan di luka bakar yang lebih serius, akan melepuh. Luka bakar ringan harus dibersihkan setiap hari dengan hydrogen peroxide atau Betadine yang sudah dicairkan lalu diolesin krim untuk luka bakar yang mengandung antibiotik, sedangkan luka bakar yang serius, harus ditangani oleh dokter hewan yang berpengalaman yang bisa memutuskan apa yang harus dilakukan pada kerusakan jaringan kulit dan dehidrasi pada ular

SEMBELIT / CONSTIPATION
Pencernaan ular tergantung pada ukuran dan metabolismenya, bisa lebih lama, bisa juga lebih cepat, tapi apabila jadwal yang seharusnya sudah terlewati dan ular terlihat bengkak, lesu dan kurang nafsu makan itu mungkin disebabkan oleh sembelit. Pengobatan sederhana memerlukan perendaman di air hangat selama 15 menit /hari yang biasanya bisa sangat membantu mempercepat pengeluaran apalagi bila dibantu dengan pijatan ringan ke arah bawah selama perendaman. Apabila tindakan ini tidak membantu dan bagian perut ular semakin membengkak, lebih baik segera menemui dokter hewan yang berpengalaman , karena terkadang, kotoran bisa berbentuk sangat keras dan tidak bisa dikeluarkan atau ular memakan sesuatu yang tidak bisa dikeluarkan secara normal sehingga diperlukan tindakan operasi untuk mencegah kematian.

Luka gores & gesekan / Cuts and abrasions
Apapun bentuk lukanya, harus ditangani seperti kita menangani luka pada manusia dimana luka harus dalam keadaan selalu bersih, di obati dengan antibiotik setiap hari sampai sembuh. Membalut luka dengan perban pada ular adalah hal yang hampir tidak mungkin, jadi sebagai penggantinya bisa dipakai band aid yang tahan air. Tapi apabila luka terjadi pada bagian kepala, lebih baik ular diamankan di ruangan perawatan.
Luka gesekan biasanya terjadi sewaktu ular terus menerus menggesekkan mukanya ke bagian kandang berusaha untuk keluar, jadi cara pencegahan adalah menutup bagian kandang atau merubah struktur kandang. Luka gigitan dari binatang lain atau ular lain bisa dicegah dengan memisahkan binatang , mangsa mamalia seharusnya dibuat setengah sadar atau mati sewaktu diberikan kepada ular untuk mencegah tindakan bela diri dari si mangsa yang bisa mengakibatkan luka pada pemangsanya.

Inclusion Body Disease (IBD)
IBD adalah salah satu penyakit paling berbahaya yang ditemui di ular peliharaan. Biasanya dijumpai di jenis boa dan python terutama pada jenis molurus dan boa constrictors. Tanda tanda berbeda pada tiap jenis tapi biasanya melibatkan gangguan saraf , tumor dan penyakit lainnya. Tanda khas dari gangguan saraf pada ular adalah keadaan dimana ular tidak bisa mendirikan badannya, selalu tergolek ke arah belakang, melihat ke atas (star gazing), tidak merespon gerakan , besar pupil mata yang tidak seimbang, muntah muntah dan kelumpuhan. Apabila anda mencurigai ular anda menderita IBD, segeralah isolasikan pada tempat yang terpisah dan segera mencari bantuan dari dokter hewan yang berpengalaman. Sampai sekarang ini, belum ada pengobatan yang bisa mengobati IBD, dan biasanya tindakan euthanasia selalu dianjurkan. Tindakan pencegahan untuk IBD adalah selalu melakukan tindakan karantina terhadap ular yang baru selama 90 – 180 hari sebelum menggabungkan dengan ular lain dan pembersihan kandang ular dari kutu yang diduga juga menjadi penyebar IBD harus selalu dilakukan , dan jangan menggunakan kandang yang pernah dipakai ular yang menderita IBD untuk ular lain sebelum diadakan pembersihan total dengan cairan pemutih /bleaching.

Parasit / parasites
Ular ular tangkapan liar biasanya menderita parasite, tapi bisa juga diakibatkan oleh mangsa atau tertular dari ular lain. Penyakit yang disebabkan oleh parasite biasanya agak susah untuk dideteksi, gejala gejalanya biasanya muntah , kurang nafsu makan, berat badan yang menurun dan penampilan sakit dari ular. Kotoran ular yang dibawa ke laboratorium untuk diperiksa bisa untuk mendiagnosa adanya parasit pada ular, yang kemudian bisa dijadikan acuan pengobatan. Tanpa adanya diagnosa dari dokter hewan yang berpengalaman, pemakaian obat cacing sangat tidak dianjurkan.

Kutu dan Caplak / Mites & ticks
Kutu pada ular biasanya berbentuk hewan kecil seperti titik yang berkeliaran di kulit ular. Warnanya bisa merah, hitam atau putih sementara caplak berbentuk lebih besar yang tergantung pada bagian tertentu pada ular atau ada di bawah sisik ular. Metode teraman untuk menyingkirkan caplak ini dengan mengoleskan petroleum jelly pada caplak untuk memaksa caplak ini melepaskan gigitannya pada ular. Mencabut caplak pada ular dengan menggunakan pinset juga harus dipastikan kepala caplak itu ikut tercabut karena apabila kepala caplak itu tertinggal di kulit ular, bisa mengakibatkan infeksi yang kemudian bisa mengakibatkan abses atau luka bernanah . apabila ini terjadi, segeralah menemui dokter hewan yang berpengalaman.
Penanganan kutu yang paling aman adalah merendam ular itu dengan air hangat, selama beberapa jam, sampai terlihat kutu kutu yang terlepas dari kulit dan tenggelam di dalam air, dan selama kegiatan ini dilakukan, jangan lupa juga membersihkan kandang ular itu untuk mencegah adanya serangan lanjutan dan segera ganti tempat2 atau alat2 yang dicurigai menjadi sarang kutu. Pembersihan sebaiknya dilakukan menggunakan cairan pemutih/bleaching lalu di jemur di panas matahari selama mungkin.

Muntah / Regurgitation.
Penyebab muntahnya ular biasanya disebabkan oleh stress , penanganan yang terlalu cepat sehabis makan , lingkungan yang tidak layak atau penyakit yang belum terdiagnosa. Setelah makan, tunggu selama minimal 2 hari sebelum menangani ular, biarkan juga ular mempunyai tempat hangat yang bisa membantunya mencerna makanannya. Kalau sempat perhatikan juga kalau alaminya ular mencari tempat hangat dan bersembunyi setelah makan. Suhu yang terlalu dingin juga bisa menyebabkan ular memuntahkan makanannya , yakinkan kalau makanan dalam keadaan tidak tercemar dan dalam ukuran yang seharusnya. Apabila ular muntah lebih dari satu kali maka penyebabnya bukan lagi stress atau lingkungan yang tidak memadai melainkan gejala penyakit. Segeralah bawa ke dokter hewan yang berpengalaman. Ular muntah tidak boleh dianggap remeh karena muntah bisa menyebabkan akibat psikologis pada ular yang mengakibatkan ular menghindari jenis makanan tertentu.

 Penyakit pernafasan / Respiratory Illness
Banyak penyakit pernafasan bisa ditangani dan dicegah dengan pemeliharaan yang terjaga baik lingkungan atau keadaan. Tempat yang bersih, bebas stress dengan suhu yang hangat bisa membuat ular hidup senang dan sehat . gejala penyakit pernafasan antara lain batuk, bersin, bernafas dengan mulut terbuka, keluar cairan dari hidung/mulut, nafas yang berbunyi dan lesu . Apabila gejala gejala diatas mulai nampak, segera tingkatkan suhu kandang sampai 30 derajat celcius untuk merangsang daya tahan ular lalu pisahkan dari ular ular lain, baik kandang atau ruangan lain karena penyakit pernafasan ini bisa menular dari udara. Apabila keadaan semakin memburuk, segera temui dokter hewan yang berpengalaman, biasanya mereka akan memberikan antibiotik baik melalui obat atau suntikan dan juga tambahan vitamin .

Problem ganti kulit / Shedding problem (retained eyecaps , tail)

Kelembaban adalah kunci untuk mencegah masalah ganti kulit pada ular. Dimulai waktu mata ular mulai kelabu, selalu dianjurkan untuk menyemprotkan air didalam kandang untuk menjaga kelembaban. Tempat air juga harus ada untuk tempat ular berendam menjelang ganti kulit itu.
Beberapa ular kadang mengalami kesulitan sewaktu ganti kulit yang diakibatkan lingkungan yang kering atau bekas luka. Selalu memeriksa kulit lama yang harusnya dalam satu bentuk dan tidak terpecah pecah. Yakinkan kalau bagian mata dan ekor juga ikut mengelupas. Karena pengelupasan bagian ekor yang tidak sempurna bisa mengakibatkan kulit lama menumpuk dan membuat aliran darah ke bagian ekor tidak sempurna dan akhirnya harus diamputasi karena membusuk.
Pada bagian mata, apabila tertinggal harus disingkirkan untuk mencegah infeksi yang mengakibatkan kebutaan pada ular. Untuk menyingkirkan kulit mata , basahi mata ular dengan air bersih lalu gunakan dobel tape, sentuh bagian mata supaya kulit lama menempel. apabila kulit di bagian mata masih juga menempel,segera jumpai dokter hewan yang berpengalaman.

Sariawan / Stomat*t*ts
Juga dikenal dengan sebutan mouth rot, ini adalah penyakit yang umum dijumpai pada ular peliharaan. Sewaktu bakteri memasuki mulut, bisa menyebabkan infeksi meliputi bagian mulut, gusi dan berpotensi juga menyerang bagian pencernaan ular. Tanda tanda ular terkena sariawn antara lain adanya pembengkakan , perubahan warna pada mulut dan gusi, mulut yang tidak bisa tertutup sempurna. Pencegahan bakteri bisa dilakukan dengan pembersihan yang teratur, air minum bersih dan menyingkirkan segala benda yang bisa mengakibatkan luka pada mulut ular. pisahkann ular yang terinfeksi dari yang lain, bersihkan mulut dengan kapas atau cotton bud dengan betadine yang dicairkan, yakinkan kalau ular tidak menelan cairan pembersih dengan mengarahkan kepala ular ke bagian bawah sewaktu melakukan pembersihan, lalu oleskan obat yang mengandung antibiotik, apabila keadaan tidak juga membaik selama seminggu, segera jumpai dokter hewan yang berpengalaman sesegera mungkin.

Dubur Keluar (rectal collapse/prolaps)
Dubur keluar terjadi ketika bagian terakhir dari usus - dubur - "muncul keluar" dari anus. Bahayanya ialah bahwa bagian tersebut dapat kering atau luka-luka ketika ular bergerak, membengkak dan mati, dan dapat mematikan jika tidak ditangani dengan cepat. Penyakit ini di Candoia tampaknya sangat langka, mungkin hanya terjadi pada ular tertentu. Prolapse di ular pada umumnya, bagaimanapun, tidak jarang, tetapi tidak cukup umum. Pada green tree boas hal ini sering terjadi. Ada beberapa kemungkinan alasan untuk sebuah prolaps: parasit, dehidrasi, stres, dan overfeeding / powerfeeding. Kebanyakan candoia mengalami kegemukan akibat overfeeding hal ini yang memicu terjadinya prolaps. Selain itu penyabab lain juga dehidrasi, meskipun mangkuk besar air dan mistings tiga kali seminggu.
Prolaps jika tidak segera ditangani akan mengakibatkan prolaps tersebut mengering. Bahkan pada beberapa kasus dapat membentuk membran pelindung seperti kulit. Jika tidak tepat untuk memasukkan kembali prolaps ke dalam perut akan menimbulkan luka pada membran tipis tersebut. Kami berpikir untuk sementara bahwa hal itu tidak akan mungkin untuk masukkan kembali dan itu harus dipotong. Beberapa dokter hewan menggunakan thermometer untuk memasukkan kembali prolaps ke dalam perut ular.
Untuk mengobatinya dapat dilakukan dengan melakukan pengurangan makanan. Jangan sekali memencet perut ular dengan alasan apapun. Berikan air hangat diperutnya agar ular merasa nyaman dan diharapkan prolaps akan masuk kembali ke dalam perut.
Jika terjadi prolaps kita dapat segera memasukkan prolaps tersebut ke dalam perut ular. Dilakukan dengan jari saja cukup. Kalua jijik dapat menggunakan sarung tangan. Anda dapat menggunakan gula dan pasta air dan dioleskan pada prolaps, atau krim wasir untuk mencoba mengurangi pembengkakan untuk membantu dengan memasukkan ke dalam perut. Anda juga harus menjaga prolaps yang lembab dengan sedikit minyak mineral atau KY jelly.
Dokter hewan mungkin dapat mendorong prolaps kembali dalam menggunakan jarinya atau termometer. Jika ia tidak bisa, tapi dubur masih sehat, ia mungkin menyarankan sayatan kecil untuk memperbesar anus, memberikan ruang yang cukup untuk mendorong prolaps kembali masuk Jika prolaps rektum rusak, mati atau kering.
Dua jahitan, satu di kedua sisinya, bisa dianjurkan untuk memastikan penyembuhan yang tepat. Berikan ular dengan antibiotik oral. Jangan beri makan ular Anda selama 3 minggu. Anda harus memastikan ular telah membuang kotorannya. Sebaliknya, menyediakan mangkuk kecil air dan lembab dengan lumut sphagnum basah.
Berikan antibiotik jika perlu, mengurangi makan untuk satu kali makan kecil (hanya cukup untuk menyebabkan benjolan kecil di perut) setiap 2-3 minggu; tingkatkan kelembaban, tempatkan di tempat yang tenang.

Inclusion Body Disease (IBD)

IBD adalah salah satu penyakit paling berbahaya yang ditemui di ular peliharaan. Biasanya dijumpai di jenis boa dan python terutama pada jenis molurus dan boa constrictors. Tanda tanda berbeda pada tiap jenis tapi biasanya melibatkan gangguan saraf , tumor dan penyakit lainnya. Tanda khas dari gangguan saraf pada ular adalah keadaan dimana ular tidak bisa mendirikan badannya, selalu tergolek ke arah belakang, melihat ke atas (star gazing), tidak merespon gerakan , besar pupil mata yang tidak seimbang, muntah muntah dan kelumpuhan.Apabila anda mencurigai ular anda menderita IBD, segeralah isolasikan pada tempat yang terpisah dan segera mencari bantuan dari dokter hewan yang berpengalaman. Sampai sekarang ini, belum ada pengobatan yang bisa mengobati IBD, dan biasanya tindakan euthanasia selalu dianjurkan. Tindakan pencegahan untuk IBD adalah selalu melakukan tindakan karantina terhadap ular yang baru selama 90 – 180 hari sebelum menggabungkan dengan ular lain dan pembersihan kandang ular dari kutu yang diduga juga menjadi penyebar IBD harus selalu dilakukan , dan jangan menggunakan kandang yang pernah dipakai ular yang menderita IBD untuk ular lain sebelum diadakan pembersihan total dengan cairan pemutih /bleaching.

Thursday, October 16, 2014

Hasil perkawinan silang ular hybrid

Morelia
Diamond x Jungle Carpet = DxJ

Diamond X Bredls

Diamond X (Bredls X Coastal)


Jungle x Water Python (Liasis fuscus)

M.s.variegata x A.ramsayi

Moluccan x Coastal by Mardi McManus, Canada

Carpet (various ssp.) x Green Tree = Carpondro

75% carpet 25% GTP


SAVU X JUNGLE

Jungle X GTP

Macklots X Jungle = Junglot

carplot(coastal x macklotts)

victorian carpet x bredls python

coelens python(boelens x carpet)


Python
Burm x African Rock


Burm X Ball


Burm x Retic = Bateater

Retic x (Retic X Burm) = Jungle Retic

retic x ball = Baltic

Borneo STP (dipong) x Ball =superball


superball xsuperball

Angolan X Ball = Angry Ball

Woma x WP Carpet = Coma

IJ Carpet (WP) X Ball = Carpall AKA Ballpet,Barpet

Woma X Ball = Wall first accomplished by NERD circa 2007'

Timor x Retic

Wednesday, October 8, 2014

Cara-cara membedakan kura-kura jantan dan betina (sexing)

1. Plastron
Hampir seluruh bagian tubuh kura-kura tertutupi semacam cangkang keras. Pada cangkang bagian atas disebut karapas dan pada cangkang bagian bawah disebut plastron. Hal yang paling membedakan antara jantan dan betina dilihat dari plastronnya. Untuk jantan memiliki plastron yang lebih cekung, sedangkan betina lebih datar. Secara logika, cekungnya plastron jantan akan memudahkan kura-kura jantan untuk menaiki kura-kura betina pada saat akan melakukan kimpoi.

2. Ekor
Ekor kura-kura jantan lebih panjang dengan bagian pangkal ekor yang gemuk, sedangkan betina memiliki ekor yang pendek dengan pangkal ekor yang kurus.

3. Kuku kaki
Kuku kaki kura-kura jantan lebih panjang dibandingkan kuku kaki kura-kura betina. Perbedaan anatomi ini juga bermanfaat bagi kura-kura jantan pada saat akan kimpoi. Kuku digunakan sebagai pijakan pada karapas betina untuk menaiki (mounting) kura-kura betina.

4. Hemipenis
Pembeda yang paling mencolok antara kura-kura jantan dan kura-kura betina, tetapi cara ini hanya dapat dilakukan untuk kura-kura yang sudah dewasa kelamin. Caranya adalah dengan menekan-nekan bagian plastron di bawah ekor secara perlahan dan terus-menerus. Jika keluar hemipenisnya sudah tentu kura-kura jantan, sebaliknya kura-kura betina tidak akan ditemukan hemipenis.

Sexing sangat diperlukan sekali bagi pecinta reptile, tergantung dari tujuan pemeliharaannya, apakah akan dijadikan indukan atau pejantan karena sekarang ini sudah banyak pecinta reptile di Indonesia yang mencoba untuk menangkarkan kura-kura khususnya kura-kura yang sudah langka. Sebenarnya masih banyak cara-cara untuk membedakan kura-kura jantan dan betina, tetapi dari apa yang dijelaskan penulis diatas sudah merupakan patokan standart pembeda jantan dan betina dari kura-kura.

Kura-kura Darat Manouira emys ( Kura Kaki Gajah )

Manouria emys atau Kura Kura Kaki Gajah merupakan salah satu dari sedikit tortoise atau kura kura darat terbesar di Asia. Emys dapat tumbuh hingga mencapai panjang sekitar 80cm dengan berat sekitar 37 kilogram. Di Indonesia, kura kura Emys tersebar dari Sumatera hingga Kalimantan. Sedangkan di Asia, penyebarannya meliputi Timur India, Bangladesh, Myanmar Selatan & Timur, Thailand hingga Malaysia.
Kura kura emys hidup di hutan hujan tropis pada daerah pegunungan, ini yang menyebabkan emys sangat menyukai kelembaban. Semakin lembab, kura kura emys akan semakin nyaman. Di alam liar, untuk menghindari sinar matahari yang panasnya menyengat, emys menggali lubang dengan menggunakan kakinya yang sangat kuat untuk berteduh atau bersembunyi di bawah daun-daun kering. Kura kura emys juga suka berendam pada kubangan air yang dangkal.
Emys bergerak sangat lambat, meskipun ada bahaya yang mengancam. Kura kura emys memiliki karakter suara yang lebih kompleks jika dibandingkan dengan spesies lainnya juag memiliki bentuk komunikasi lain. Tapi kura kura emys bukan hewan yang memiliki sosialisasi yang tinggi dengan sesamanya.

Seperti kura kura darat lainnya, perbedaan emys jantan dan betina bisa terlihat dari bentuk fisik tubuhnya. Emys jantan cenderung memilki ekor yang lebih panjang dari emys betina. Pada emys jantan juga ditemui kelung plastra yang berfungsi untuk membantu perkimpoian.

Emys aktif pada pagi hari dan sore hingga menjelang malam. Jika ingin memelihara kura kura emys, siapkan sarana pemeliharaan yang tepat, termasuk tempat atau kandangnya. Kandang emys harus dilengkapi dengan tempat bersembunyi karena jika terlalu panas, emys bisa mengalami dehidrasi dan ini akan menyebabkan kematian. Berikan tempat bersembunyi atau tempat teduh di satu titik pada kandang kura-kura sehingga jika cuaca terlalu panas, kura kura emys dapat bersembunyi di tempat yang sudah disediakan. Atau bisa juga sediakan tanaman atau pohon yang cukup untuk berteduh saat panas. Selain itu, sediakan juga tempat berkubang berupa kolam kecil yang dangkal.

Kura kura emys bisa tumbuh besar, jadi kandang out door lebih disarankan. Bangun pagar pembatas yang kuat karena kura kura emys memiliki tenaga yang cukup besar. Jika kura kura emys masih kecil, bisa dipelihara di dalam ruangan. Tapi tetap saja fasilitas harus disediakan dan harus sesuai dengan ukuran kura kura. Kandang jangan terlalu kecil, tempat minum/tempat berendam harus lebih besar dari badan kura kura, harus ada tempat bersembunyi.

Pemeliharaan
Jika memelihara emys, pastikan emys harus diberi minum yang cukup dan sediakan tempat untuk berendam. Kebanyakan emys yang diperjual belikan adalah tangkapan alam, jadi sebaiknya berikan obat cacing secara rutin. Lebih mudah berikan obat cacing yang berbentuk cair. Seperti yang sudah disebutkan di atas, Emys tidak menyukai panas yang terlalu menyengat, jadi tidak diperlukan menjemur kura kura emys terlalu lama. Juga, awasi kura kura emys jika sedang dijemur di luar kandangnya. Walaupun jalannya lambat, kura kura emys pandai melarikan diri juga lho. Selain itu, dengan diawasi, kura kura emys akan terhindar dari predator di sekitar rumah. Usahakan tempat untuk berjemur bagi kura kura emys ini memiliki suhu 31˚C, dan usahakan suhu di kandang sekitar 28-29˚C. Pasang termometer dalam kandang untuk mengukur suhu. Saat musim hujan pasang lampu khusus reptil yang mengandung UVA-UVB (Full spectrum lamp) dalam kandang. UVA digunakan untuk menambah selera makan dan memproses makanan pada kura kura emys, sedangkan UVB digunakan untuk memproses Vitamin D3 pada makanannya karena reptil tidak bisa mensintesa Vitamin D3 tanpa bantuan UVB.

Makanan
Makanan emys gampang didapat. Karena emys memakan rumput rumput, aneka macam buah seperti wortel, pepaya, pisang, timun, Fumak, bokhoy, caisim, dan lain sebagainya, daun talas dan daun daun tanaman air seperti teratai. Tapi kadang kadang emys juga memakan cacing tanah dan siput kecil. Jika memelihara kura kura emys di dalam ruangan berikan suplemen tambahan berupa vitamin & kalsium yang mengandung D3. Sebaliknya jika memelihara di luar ruangan, kalsium yang mengandung D3 tidak perlu diberikan karena kura kura emys sudah mendapatkannya dari sinar matahari.

Kura kura Emys bertelur menjelang musim hujan, biasanya emys bertelur hingga 2 clutch per tahun, dengan jumlah masing-masing clutch sekitar 10 hingga 30 butir.

Sunday, October 5, 2014

Daftar Harga Tarantula

*Acanthoscurria antilensis L1 – 150rb
Acanthoscurria cordubensis L2 - 175rb
*Acanthoscurria geniculata L5/6 - 150rb
Acanthoscurria musculosa L1/L3 - 200/275rb
Acanthoscurria natalensis L1 - 250rb
Aphonopelma sp. Paysoni L5 – 430rb
Aphonopelma moderatum L1 - 1000rb
Augacephalus ezendami L1 - 255rb
Augacephalus junodi 4cm - 385rb
Augacephalus breyeri L1 - 750rb
Avicularia avicularia L1 -190rb
*Avicularia geroldi 2,5cm - 255rb
*Avicularia metallica “White hairs” L2 - 260rb
Avicularia sp Kolumbien L1 - 535rb
Avicularia sp tarapoto L3 - 550rb
*Avicularia versicolor L1 - 200rb
Bonnetina aviae L1 - 1850rb
Bonnetina cyaneifemur L3 - 1500rb
Bonnetina sp. Chamela L1 - 2200rb
Brachypelma angustum 1cm - 60rb
*Brachypelma albiceps L1 - 170rb
Brachypelma albopilosum L1 /L4/L5/L6 - 60/80/100/120rb
*Brachypelma annitha L2 - 450rb
*Brachypelma boehmei L1 - 155rb
*Brachypelma emilia 2.5cm - 160rb
Brachypelma kahlenbergi L2/3 - 135rb
Brachypelma klaasi L2 - 200rb
Brachypelma smithi L1 - 125rb
Brachypelma schroederi 1cm - 245rb
*Brachypelma vagans L1/2 - 85rb
Catumiri argitenense L2 - 185rb
Ceratogyrus darlingi L2/3 – 80rb
*Ceratogyrus marshalli L2 - 115rb
Ceratogyrus meridionalis L2 - 155rb
*Ceratogyrus sanderi L1 - 155rb
Chilobrachys cf. andersoni L8 – 280rb
Chilobrachys dyscolus „black” L5 – 250rb
Chilobrachys dyscolus „blue” L1/2 – 180rb
*Chilobrachys fimbriatus L1 - 155rb
*Chilobrachys huahini L1 - 155rb
Chilobrachys sp blue vietnam L1 - 225rb
Chilobrachys sp dyscolus black 2,5-cm - 225rb
Chilobrachys sp keang krachan L1 - 130rb
Chilobrachys sp prachuap khiri khan L2 - 220rb
Chilobrachys sp. “Black Satan” (Nepal) L1 - 680rb
*Cyclosternum fasciatum L1 - 120rb
Cyclosternum schmardae L5 – 225rb
*Cyriocosmus bertae L1 - 190rb
*Cyriocosmus elegans L1 - 125rb
Cyriocosmus leetzi L1 - 180rb
*Cyriocosmus perezmilesi L3 - 170rb
*Cyriocosmus sp rio nanay L1- 170rb
Cyriocosmus sp rio nanay L4 - 220rb
*Cyriopagopus schioedtei L2/3 – 190rb
Cyriopagopus sp borneo black L3 - 320rb
Cyrtopholis cursor L6/7 – 470rb
Ephebopus cyanognathus 2cm - 250rb
Ephebopus murinus 2.5/3.5cm - 330/400rb
Eupalaestrus campestratus L6 – 310rb
Grammostola iheringi L3 – 800rb
*Grammostola porteri L2/3 - 155rb
*Grammostola pulchra L3 – 300rb
Grammostola pulchripes 2cm - 115rb
Grammostola rosea L3 - 100rb
*Hapalopus sp kolumbia gross L1 - 235rb
*Hapalopus sp. Klein L3/4 – 240rb
*Haploclastus nilgirinus L2 - 260rb
Haplocosmia nepalensis L1 - 280rb
Haplopelma albostriatum klein Chaiyaphum L1 - 270rb
Haplopelma albostriatum L2 – 250rb
Haplopelma albostriatum Ratchaburi L1 - 270rb
Haplopelma hainanum L1/2 - 400rb
Haplopelma minax big black 3.5cm - 330rb
Haplopelma schmidti 3cm - 500rb
Haplopelma sp Kamphom Thom L1 - 350rb
Haplopelma sp Kobal spien L1 – 350rb
Haplopelma sp Thomammon L1 – 350rb
Haplopelma vonwirthi L2 - 250rb
Harpactira guttata L2 – 285rb
Harpactira marksi L5/6 – 600rb
Harpactira pulchripes L2/3 - 2500rb
*Heteroscodra maculata L1 – 80rb
Heterothele gabonensis L2/3 –300rb
*Heterothele villosella L2 – 80rb
*Holothele incei het gold L2 - 100rb
*Holothele incei 2cm - 100rb
Holothele sanguiniceps 2.5cm - 160rb
Holothele sp. Rio Napo L4/5 – 280rb
Hysterocrates gigas L2 - 75rb
Ischnothele caudata L1 - 75rb
Kochiana brunnipes L2-3 - 250rb
Lampropelma nigerrimum L1 - 235rb
Lampropelma sp borneo black L1 - 225rb
Lampropelma violaceopes 3cm - 255rb new price
Lasiodora brevibulba L4 - 820rb
Lasiodora klugi L1 – 90rb
*Lasiodora parahybana L2/3 – 60rb
Lasiodorides polycuspulatus L1 - 250rb
Macrothele sp Koh Phayam L2-3 - 425rb
Monocentropus balfouri L3-4 - 330rb
Neostenotarsus sp Fr. Gu. L3-4 - 730rb
Nhandu carapoensis L1 - 185rb
*Nhandu chromatus L1 – 75rb
Nhandu coloratovillosus L7/8 - 230rb
Nhandu tripepi L2 – 135rb
Oligoxystrae bolivianum L1 - 675rb
Oligoxystre caatinga L3 - 840rb
Oligoxystre diamantinensis L2/3 - 790rb
Oligoxystre sp atlantic forest L3 - 410rb
Ornitchoctoninae sp. Laos L2 - 850rb
Ornithoctonus aureotibialis L3 - 230rb
Ornithoctonus sp kao chang L3 - 900rb
Ornithoctonus sp Laos L1 - 800rb
Ornithoctonus sp silver grey L1- 275rb
Orphnaecus philippinus L1/2 - 200rb
Orphnaecus sp blue L1 - 255rb
Orphnaecus sp negros L7 - 190rb
Orphnaecus sp. Blue Panay L2 – 210rb
Pamphobeteus sp. Hexa L1 - 400rb
Pamphobeteus sp. Paisa L1/2 - 750rb
Pelinobius muticus L2/3 – 200rb
Phlogiellus sp. palawan L1- 225rb
Phormictopus atrichomatus L1 - 225rb
Phormictopus auratus L1 – 185rb
Phormictopus spec. South-Hispaniola L2 - 285rb
Poecilotheria bara 2.5-3cm - 230rb
Poecilotheria formosa L1 - 215rb
Poecilotheria metallica 3cm - 575rb
Poecilotheria miranda L2/3 - 280rb
*Poecilotheria ornata L2 - 175rb
Poecilotheria regalis L1 - 135rb
Poecilotheria rufilata L1 - 225rb
Poecilotheria smithi L2 - 235rb
Poecilotheria striata L1 - 140rb
Poecilotheria tigrinawesseli L3 - 210rb
Poecilotheria vittata L2 - 180rb
*Psalmopoeus cambridgei L1 - 75rb
*Psalmopoeus irminia L1 - 100rb
*Psalmopoeus pulcher L1 - 110rb
*Psalmopoeus reduncus 2.5cm - 100rb
Pseudhapalopus sp. „lanhaar” L7 – 525rb
*Pterinochilus chordatus L1 - 125rb
*Pterinochilus lugardi L2 - 120rb
*Pterinochilus murinus classic L3 - 100rb
*Pterinochilus murinus Usambara L1 - 100rb
Pterinopelma sazimai L1 - 800rb
Schizopelma sp II Veracruz 4cm - 310rb
*Selenocosmia aruana L1 - 300rb
Selenocosmia kovariki 1cm - 1250rb
Selenocosmia obscurra L2 - 225rb
Sericopelma generalum L1 - 480rb
*Stromatopelma calceatum L3 - 115rb
Tapinauchenius curpeus L4 - 125rb
*Tapinauchenius gigas L1 - 100rb
Tapinauchenius sanctivincenti L1 - 450rb
*Tapinauchenius violaceus L1 - 100rb
Theraphosinae sp cuzco L4 - 1200rb
Thrigmopoeus truculentus L1 - 240rb
*Thrixopelma ockerti L4 – 200rb
Trichopelma sp. „Columbia” L4 – 670rb
Vitalius sorocabae L1 - 195rb
Xenesthis immanis 4cm - 620rb
 
#Ukuran Tarantula berdasarkan molt karena mengikuti seller luar negri.
#Semua Tarantula yang ada di list masih unsex.