Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Reptilia
Sub - Class : Lepidosauria
Order : Squmata
Suborder : Sauria (Lacertilia)
Family : Varanidae
Genus : Varanus
Species : Varanus rudicollis (Gray, 1845)
B. DESKRIPSI MORFOLOGI, CIRI-CIRI DAN ANATOMI
V.rudicollis memiliki tubuh yang bisa dibilang berkisar dari sedang ke
panjang. Ukuran tubuh untuk V.rudicollis dewasa adalah sekitar 90-120
cm. Dengan ukuran terpanjang yang pernah dilaporkan adalah 180 cm.
V.rudicollis dapat dengan mudah dikenali melalui sekelompok sisik kasar
dibagian belakang lehernya untuk yang dewasa. Sedangkan yang masih muda
memiliki warna kuning atau oranye dibagian kepala. V.rudicollis yang
dewasa dari Thailand dan Malaysia berwarna hitam, tapi yang berasal dari
Kalimantan dan Sumatra warnanya cenderung kurang hitam jika
dibandingkan. V.rudicollis yang baru menetas biasanya memiliki ukuran 25
cm dengan berat 20-25 gram.C. HABITAT
V.rudicollis banyak ditemukan di sekitar perkebunan kelapa sawit, hutan hujan, dapat juga ditemukan di hutan primer, dan rawa-rawa, yang terakhir disebut merupakan tempat mereka paling sering ditemukan. Di alam liar, V.rudicollis terbilang jarang terlihat dan bersifat pemalu, namun di musim hujan biasanya aktivitas mereka meningkat, sehingga kemungkinan mereka terlihat juga meningkat.
V.rudicollis bersifat terrestrial (menghuni daratan) dan juga arboreal (menghuni pepohonan), dalam hal ini V.rudicollis melakukan perburuan di atas tanah namun menghabiskan sisa waktu lebih banyak di atas pohon.
D. PERSEBARAN
V.rudicollis diketahui mendiami hutan hujan Thailand selatan dan Myanmar (Burma), Semenanjung Malaysia, pulau-pulau di Kepulauan Riau, Kalimantan, Sumatra dan Bangka.
E. PERILAKU MAKAN
Seperti kebanyakan jenis Varanus lainnya, V.rudicollis di alam liar juga berburu lebih dengan cara ‘kejar-tangkap’ daripada dengan cara ‘mengikuti-menyergap’. Ini semakin cocok karena V.rudicollis memiliki otot tungkai yang kuat (Shine & Harlow, 1996)
F. PERILAKU REPRODUKSI
V.rudicollis berkembang biak dengan cara bertelur, sebelum mengawini betinannya, sang jantan biasanya terlebih dahulu memperlihatkan kekuasaanya, yaitu denga cara bekelahi dengan pejantan lain. Pertarungan dilakukan dengan cara berdiri pada dua tungkai belakang, kemudian kedua pejantan tersebuat akan saling pukul atau saling tolak dengan tungkai depannya, sehingga terlihat seolah-olah mereka sedang menari bersama.
Setelah proses perkawinan selesai, telur akan disimpan di pasir atau di lumpur di tepian sungai, bercampur dengan daun-daun busuk dan ranting. Panas dari sinar matahari dan proses pembusukan serasah akan menghangatkan telur, sampai menetas, yang membutuhkan waktu sekitar 90-166 hari setelah betina bertelur.
G. PEMANFAATAN
Beberapa manfaat yang dapat diambil dari V.rudicollis adalah seperti biawak pada umumnya, yaitu kulitnya yang dapat dijadikan pelapis sepatu, dompet, tas, ikat pinggang, dll.sebagai bahan perhiasan, dan dagingnya sebagai bahan makanan atau untuk obat. Sampai saat ini hasil perdagangan kulit telah berhasil menghidupi beribu-ribu orang, terutama orang-orang desa yang memiliki tempat tinggal didekat habitat V.rudicollis. Tidak kurang dari satu juta potong kulit dikumpulkan setiap tahunnya dari bebagai bagian dunia (Shine et al. 1996, Biological Conservation 77 : 125-134).
Selain itu V.rudicollis juga dijadikan sebagai hewan timangan (pet) oleh sebagian besar orang. V.rudicollis yang dijadikan hewan timangan dapat dijual dengan harga lumayan, dan bahkan mungkin lebih tinggi dari harga penjualan kulit atau harga penjualan dagingnya sendiri.
H. KONSERVASI
Status konservasi V.rudicollis menurut CITES adalah Appendix II, yang berarti bahwa hewan ini dapat berupa keturunan dari hewan Appendix I (terancam punah bila perdagangan tidak dihentikan, pengambilan spesies berstatus Appendix I dari alam adalah ilegal kecuali untuk keperluan luar biasa sepeti penelitian, penangkaran, dll ), atau bisa juga merupakan spesies yang tidak terancam kepunahan, namun dapat terancam punah jika perdagangan hewan ini terus berlanjut.
I. MEKANISME PERTAHANAN DIRI
Karena sifatnya yang pemalu, V.rudicollis boleh dikatakan kuarang dapat dipelajari. Namun, kebanyakan Varanus akan memanjat pohon menggunakan tungkai dan cakar mereka yang kuat untuk menghindari kejaran predator, bahkan Varanus salvator yang merupakan tipe semi-akuatik saja yang bukan merupakan arboreal, akan memanjat pohon bila dikejar pemangsa, namun bila masih tetap dikejar, V.salvator akan melompat kedalam air, sedangkan V.rudicollis kemungkinan akan melompat ke atas tanah atau dahan lain untuk menghindari kejaran pemangsa.
J. METODE PEMELIHARAAN
1. Tempat
Karena V.rudicollis merupakan terrestrial dan arboreal, maka di dalam tempat pemeliharaan akan lebih baik jika diberikan dahan pohon (seperti tempat bertengger burung) untuk tempat istirahat, ukuran dahan pohon disesuaikan sdengan ukuran tubuh V.rudicollis. pastikan juga di dalam tempat pemeliharaan ada tempat untuk bersembunyi/tertutup, ini agar V.rudicollis dapat merasa lebih nyaman di dalam kandang. Untuk substrat dasar dapat menggunakan koran, handuk atau kain, karpet, gambut, sabut kelapa, maupun tanah. Untuk individu yang baru menetas, dapat ditempatkan dalam kandang dengan ukuran 29 galon. Untuk yang agak besar dapat disimpan di kandang ukuran 55 galon. Karena laju pertumbuhan V.rudicollis yang cepat, maka kandang yang lebih besar sangat disarankan. Ukuran yang disarankan adalah 6m x 4m x 3,5m.
2. Suhu
V.rudicollis memerlukan suhu sekitar 85-90’F (sekitar 30-32’C) , dan suhu untuk tempat berjemur 90-130’F (sekitar 32-54’C). Suhu di malam hari dapat turun sampai 72’F (sekitar 22’C). Untuk mempertahankan suhu konstan, kita dapat menggunakan Under Tank Heater (UHT). Meskipun dalam aktivitasnya V.rudicollis tidak membutuhkan cahaya, tapi cahaya diketahui dapat membantu dalam pencernaan makanan.
3. Air
Mangkuk air yang besar disarankan, karena bisa berfungsi juga sebagai tempat berendam, selain itu penyiraman dengan spray sekitar 3-4 kali dalam sehari juga disarankan.
4. Makanan
Untuk yang masih muda dapat diberikan 70% serangga dan 30% mangsa berdaging seperti tikus, katak, maupun kodok kecil, ukuran masa disesuaikan dengan ukuran V.rudicollis, makanan diberikan setiap hari. Sedangkan untuk yang dewasa, dapat diberi makan 60%serangga dan 40% mangsa berdaging, diberikan tiap 3 hari sekali.
5. Pembiakan
Untuk pembiakan, V.rudicollis membutuhkan musim dingin, dalam pemeliharaan, bisa disiasati dengan meningkatkan kelembaban dan mengurangi pemanasan sehingga suhu menjadi turun. Suhu untuk pembiakan sekitar 59-63’F (sekitar 15-17’C), suhu ini harus dipertahankan selama sekitar 2-3 bulan. Setelah itu, suhu secara bertahap dinaikkan kembali.
Seekor betina dapat mengalami 1-3 kali masa bertelur setiap tahun dengan 2-14 butir telur setiap peneluran. Telur sebaiknya diinkubasi, suhu di inkubator dijaga agar tetap dalam kisaran 80-91’F ( sekitar 26-32’C). Telur akan menetas setelah 90-166 hari
No comments:
Post a Comment