Sepasang burung serak dapat menjangkau wilayah pengendalian seluas 25ha, dengan perhitungan total beaya Rp2.703 ha-1 tahun-1, jika pengendalian dengan kimia misalnya pemasangan umpan beracun total beaya Rp22.550 ha-1 tahun-1. Pemanfaatan burung serak untuk mengendalikan hama tikus selain di perkebunan kelapa sawit juga telah dirintis di beberapa ekosistem persawahan dengan mengintroduksi dari areal perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara. Beberapa wilayah di Indonesia yang telah mengintroduksi burung serak antara lain, Bali,Jawa Tengah, Kalimantan dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Malaysia juga telah memanfaatkan burung serak untuk mengendalikan tikus sawah (Widodo, 2000; Mangoendihardjo &Wagiman, 2001; Hafidzi, 2003 ) Namun demikian faktor-faktor yang mempengaruhi kemapanan burung serak di ekosistem persawahan belum pernah dikaji secara mendasar. Kemapanan burung serak dalam suatu ekosistem sangat tergantung pada ketersediaan habitat yang sesuai. Habitat adalah tempat beserta komponen-komponennya dimana burung serak dapat hidup dan berkembang secara optimal.
Dalam kesempatan tersebut Bupati Ngawi dr. Harsono tampak merasa bangga menyaksikan masyarakat petani Desa Gayam yang berhasil membudidayakan burung hantu sehingga tikus yang menyerang padi dapat ditangkal dengan musuh alami dan sekaligus kelestarian lingkungan dapat dijaga dengan baik dan keseimbangan ekosistem dapat diwujudkan. Jumlah persebaran penangkaran burung hantu (tyto alba) di Kabupaten Ngawi masih sangat terbatas sehingga masih perlu terus-menerus dikembangkan dan disosialisasikan kepada masyarakat. Penulis mencatat bahwa pengembangannya baru di wilayah Kecamatan Ngrambe, Sine, Kendal, Jogorogo dan Widodaren. Usaha penangkaran yang dipelopori oleh pak Jumangin ini memang sangat serius sehingga dapat sukses dan dilihat hasilnya. Kesuksesan ini juga berkat adanya kerjasama dengan Kabupaten Boyolali, Demak, Klaten, Gorontalo dan Manado. Di daerah tersebut burung hantu juga dikembangkan untuk tujuan yang sama sebagaimana di Ngawi yaitu untuk melawan hama tikus, dan daerah tersebut juga mengambil anakan burung hantu dari tempat penangkaran di Desa Gayam,.
No comments:
Post a Comment