Monday, August 15, 2011

TuLiSaN TeRBaLiK

  ןnpıʞ ɐƃƃuıןɐqɹnd ɐunƃɐɹıʍ˙ןɾ
˙ʞ ʍ ıɹpuɐ ʎq pǝʞɔɐɹɔ (ɔ) ʇɥƃıɹʎdoɔ
‾uɐʍɐıuɹnʞ nʎɥɐʍ ıɹpuɐ‾
 
:ıƃunqnɥ
(ǝɯɐƃɐʌɐɾ)uɐɹnqıɥ *
ǝuoɥd puɐɥ ısɐʞıןdɐ *
dɥ uɐuɐɯɐǝʞ ɥɐןɐsɐɯ *
:ǝuoɥdpuɐɥ ɹɐǝʍʇɟos ʇɐnqɯǝɯ ɯɐןɐp puǝɹʇ ǝzןndɯ
˙˙˙ɐƃƃuıןɐqɹnd ʎɹǝןɐƃ ıɹpuɐ ıɹɐp nɹɐq sɐʇıןısɐɟ ɹoʇɐɹǝuǝƃ ɹǝʇʞɐɹɐʞ dıןɟ sɐʇıןısɐɟ uɐʞɐunƃƃuǝɯ
ıuı ʞıןɐqɹǝʇ uɐsıןnʇ nɐʇɐ ɹǝʇʞɐɹɐʞ uɐʞsıןnuǝɯ ɐsıq ɐpuɐ

˙ʇnqǝsɹǝʇ ʞıןɐqɹǝʇ ısıpuoʞ ɯɐןɐp sıןnʇıp ƃuɐʎ ɹǝʇʞɐɹɐʞ nɐʇɐ uɐsıןnʇ uɐʞsıןnuǝɯ ɐɹɐɔ ɐuɐɯıɐƃɐq ɐʎuɐʇ-ɐʎuɐʇɹǝq ɐpuɐ ıɹɐp uɐıƃɐqǝs nʇuǝʇ ˙ɐʎuuıɐן uɐsɐןɐ ɐdɐɹǝqǝq nɐʇɐ uɐɥǝuǝןʎuǝʞ ıɹɐɔuǝɯ ƃuɐʎ 'ɐʞıʇɐɯɹoɟuı ʞıuʞǝʇ uɐsnɹnɾ oʇɹǝʞoʍɹnd ɯoʞıɯɐ ʞıɯıʇs ɐʍsısɐɥɐɯ sɐʇıɟıʇɐǝɹʞ ʞnʇuǝq 
nʇɐs ɥɐןɐs ɥɐןɐpɐ ıuı ʞıןɐqɹǝʇ uɐsıןnʇ uɐƃuǝp ƃoןq
_______________________________________________________________
˙ɐʎuıɐƃɐqǝs uɐp ɹǝʇspuǝıɹɟ 'ɹǝʇʇıʍʇ 'ʞooqǝɔɐɟ ǝןıɟoɹd 'ʇuǝɯɯoɔ ' snʇıs/ǝʇısqǝʍ 'ƃoןq ɐpɐd
uɐʞǝʇsɐd uɐıpnɯǝʞ 'ıuı ɹoʇɐɹǝuǝƃ ɹǝʇʞɐɹɐʞ dıןɟ uɐʞןısɐɥ ıp ɥɐpns ƃuɐʎ ʞıןɐqɹǝʇ uɐsıןnʇ ʎdoɔ#
˙sɐʇɐ ıp ƃuɐʎ ɯoןoʞ ɐpɐd ʞıןɐqɹǝʇ ʇɐnq ɐpuɐ uɐʞɐ ƃuɐʎ uɐsıןnʇ uɐʞıʇǝʞ#
ʞıןɐqɹǝʇ uɐsıןnʇ ɐʞnq#
 ıuı ʞıןɐqɹǝʇ uɐsıןnʇ ɹoʇɐɹǝuǝƃ ןooʇ uɐʞɐunƃƃuǝɯ ɐuɐɯıɐƃɐq

 ˙ɐʎuıɐƃɐqǝs uɐp 'ǝqnʇnoʎ 'pɹoʍ 'ןıɐɯƃ 'ʇsıןsƃıɐɹɔ 'oqǝq 'ןoɐ 'usɯ 'ooɥɐʎ 'ɹǝʇʇıʍʇ 'ɹǝʇspuǝıɹɟ 'ʞooqǝɔɐɟ 'ǝɔɐdsʎɯ 'snʞsɐʞ ıp ɐʎuןɐsıɯ 'ɐpuɐ ɯɹoɟ ǝʞ ɐʎuןısɐɥ ǝʇsɐd+ʎdoɔ nʇı ɥɐןǝʇǝs ˙ɐƃnʇǝʞ uɐp ɐnpǝʞ ɯɹoɟ ıp ןnɔunɯ uɐʞɐ ɐʎuןısɐɥ uɐp 'ɐɯɐʇɹǝd ɯɹoɟ ɐpɐd ɥɐqnıp uıƃuı ƃuɐʎ uɐsıןnʇ uɐʞʞıʇǝƃuǝɯ ןɐƃƃuıʇ ɐpuɐ
˙ʇɐnq ɐʎɐs ƃuɐʎ sןooʇ uɐʞɐunƃ ƃunsƃuɐן ƃuıpuǝɯ 'ʞo ¿ɐʎ ɥɐsns

˙sıʇɐɯoʇo ɐɹɐɔǝs sʞǝʇ ʇɹǝʌuı-ƃuǝɯ ısƃunɟɹǝq ƃuɐʎ ןooʇ ʇɐnqɯǝɯ ɐsıq ɐʇıʞ 'sʇdıɹɔsɐʌɐɾ uɐƃuǝp ˙ʞıןɐqıp ƃuɐʎ ɟnɹnɥ ıʇɹǝdǝs ʇɐɥıןɹǝʇ ɐƃƃuıɥǝs ןoqɯıs uɐp ǝpoɔıun ɹǝʇʞɐɹɐʞ ǝʞ ɐsɐıq sʞǝʇ ɥɐqnƃuǝɯ uɐƃuǝp ɐʎuɐɥ ˙ɐuɐɥɹǝpǝs ɐʎuɹɐuǝqǝs 'ɯɥ ˙”¿ɥɐʎ ɐʎuɐɹɐɔ ɐuɐɯıɐƃɐq“ 'ɐʎuɐʇ-ɐʎuɐʇɹǝq ɐpuɐ uıʞƃunɯ ¿uıɐן-uıɐן uɐp 'ɹǝʇʇıʍʇ 'ɹǝʇspuǝıɹɟ 'ʞooqǝɔɐɟ 'ʇǝuɹǝʇuı ɯnɹoɟ ıp ʞıןɐqɹǝʇ uɐsıןnʇ ʇɐɥıןǝɯ ɥɐuɹǝd ɐpuɐ

˙ǝɥ ǝɥ ɐʎuɐɔɐqɯǝɯ ʞnʇun ʞıןɐq ɹıʞƃunɾ snɹɐɥ ɐuǝɹɐʞ ƃuısnd ʇɐnqɯǝɯ ʞɐƃɐ nɐןɐʍ
uɐɯǝʇ uɐʞʇnɾǝƃuǝɯ ʞnʇun ɐʎuɐɥ ıuı ɐsɐıq ıʇɹǝdǝs
˙ʞıןɐqɹǝʇ uɐsıןnʇ ʇɐnqɯǝɯ ɐɹɐɔ ƃuɐʇuǝʇ ǝɹɐɥs uɐʞɐ ɐʎɐs
¿ʞıןɐqɹǝʇ uɐsıןnʇ ʞıʇǝƃuǝɯ ɐɹɐɔ ɐuɐɯıɐƃɐq

Friday, August 5, 2011

Sepeda Fixie-Sepeda Gaul Anak Muda Masa Kini



Sepeda Fixie identik dengan gaya minimalis, murah dan tidak ribet. Sepeda Fixie tidak memiliki rem, pedal terus berputar selama roda mengelinding. Itulah sepeda yang sedang tren dikalangan muda sampai pekerja. Mengunakan sepeda tidak hanya sebagai alat transportasi, tetapi untuk gaya hidup. Membangun sepeda Fixie boleh dibilang gampang gampang susah, urusan komponen begitu banyak dan sebagian bisa dikombinasikan dengan komponen sepeda balap. Hanya sepeda Fixie lebih sederhana, ibarat kalangan muda dengan gaya tersendiri sehingga bisa membuat sepeda sesuka hati.

Apakah ciri dari sepeda Fixie?
Sepeda Fixie identik dengan sepeda tanpa rem, tanpa gear dinamis belakang. Semua dibuat fix, roda berputar maka pedal ikut berputar. Mengerem sepeda Fixie hanya mengandalkan kekuatan pedal dengan menahan laju atau mendorong pedal ke belakang serta dibantu dari roda depan.
Ban sepeda Fixie juga tipis, sehingga ringan ketika di genjot. dan yang lain menarik pada bagian stang. Dimana stang atau handlebar sepeda Fixie dibuat dengan tegak lurus. Minimalis disain menjadi ciri sepeda single speed ini.

Bagaimana memiliki, membangun atau membuat sepeda Fixie?
Ada 2 pilihan :

1.Beli jadi,
menghemat waktu dan tenaga, harga tergantung hati dan budget. Pilihan ini baik untuk mereka yang belum memiliki rangka sepeda atau tidak mau repot. Harga relatif lebih mahal, dan komponen umumnya lebih bermutu.
Harga sepeda Fixie untuk minimum dengan komponen seadanya dapat mencapai 1.5 juta. Harga sepeda Fixie yang cukup lumayan sekitar 2.5 juta atau lebih. Sedangkan harga sepeda Fixie rakitan tipe generic dengan komponen cukup baik mencapai 3.5 juta keatas. Tipe sepeda fixie bermerek umumnya berada di atas 4 juta, tergantung komponen yang sedang in.

2. Merakit atau modifikasi dari sepeda bekas.
Yang ini lebih repot, tetapi ketika jadi akan memenuhi hati pemiliknya. Beli dari rangka kosong sudah banyak dijual, atau bisa memilih rangka polos dan di cat sendiri.
Bisa juga mengunakan frame sepeda balap lama. Komponen dari roda dilepas dan diganti dengan komponen sepeda Fixie yang simpel. Untuk ukuran frame sepeda balap tua umumnya masih bisa dipakai, rata rata sepeda Fixie dirancang untuk ban 700C. Jadi bisa saja sepeda jenis road bike lama memasukan hub jenis 700c yang lebih kecil. Ingin meninggalkan sejarah pada sepeda, boleh juga mempertahankan bagian stang road bike. Sisanya boleh di modifikasi.

Apa keunikan dari sepeda Fixie ?
Ini gaya sepeda anda, masalah warna mengikuti selera. Komponen sepeda Fixie tahun ini sudah sangat banyak dan murah. Mau menganti ban dengan warna merah juga boleh, atau kuning susu juga ada, atau membuat sepeda dengan warna putih semuanya juga bisa.
Urusan frame, bila membeli frame jenis rakitan lebih seru. Beli frame polos lalu di cat sesuka hati pemiliknya.
Velg atau Rim Fixie, memiliki beraneka model walaupun bentuknya sama bundar tetapi ada beberapa velg dibuat lebih tebal. Warnanya dari hitam dan putih sudah banyak dipasaran.
Urusan Stang sepeda Fixie juga unik. Dibuat lebih pendek sehingga bisa menyelinap diantara kemacetan kendaraan. Ingin mempertahankan stang atau handlebar sepeda lama juga boleh.
Yang paling asik dengan sepeda Fixie, sepeda ini bisa maju mundur sesuka hati. Digenjot bisa maju atau digenjot kebelakang maka sepeda akan mundur. Maklum sepeda ini umumnya mengunakan gigi belakang tipe fix gear atau gear tetap.
Yang pasti , karena mengikuti gaya minimalis. Sepeda Fixie memang ringan. Rata rata beratnya tidak lebih dari 11kg, bahkan ada yang jauh lebih ringan.

Melawan Hama Tikus dengan Burung Barn Owl (Tyto alba javanica)

Dalam sejarahnya, Burung serak (Barn Owl/Tyto alba javanica Gmel.)atau lebih terkenal dengan sebutan burung hantu telah diintroduksi dari ekosistem perkebunan kelapa sawit ke ekosistem persawahan untuk mengendalikan hama tikus. Tikus sawah merupakan hama yang menempati urutan pertama penyebab kerusakan pada tanaman padi diantara hama utama lainnya yang ada di Indonesia. Peningkatan serangan hama tikus di daerah sentra produksi padi dampaknya sangat nyata dan dirasakan oleh petani sangat memberatkan. Pengendalian tikus yang biasa digunakan di Indonesia dengan mengandalkan rodentisida pada awalnya dapat menurunkan populasi, tetapi jangka panjang kurang menguntungkan karena akan terjadi kompensasi populasi dan berdampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu agar pengendalian dapat berkelanjutan dan dampak negatif terhadap lingkungan dapat dihindari, maka pengendalian hayati menjadi pilihan utama. Pengendalian hayati terhadap hama tikus memberikan harapan yang baik di masa mendatang. Hal ini dapat terjadi karena jika agens pengendali hayati telah mapan di suatu tempat sifatnya berkelanjutan dan ramah terhadap lingkungan. Pemanfaatan burung serak Tyto alba javanica sebagai agens pengendali hayati hama tikus telah memberikan hasil yang cukup baik di sektor perkebunan kelapa sawit. Burung serak merupakan pemangsa tikus yang berpotensi karena kemampuan mencari dan mengkonsumsi mangsa lebih tinggi bila dibandingkan dengan pemangsa lain dari Kelas Reptilia dan Mammalia. Mangsa utama burung serak lebih dari 90% adalah jenis tikus, dengan kemampuan memangsa antara 3-5 ekor tikus per hari.

Sepasang burung serak dapat menjangkau wilayah pengendalian seluas 25ha, dengan perhitungan total beaya Rp2.703 ha-1 tahun-1, jika pengendalian dengan kimia misalnya pemasangan umpan beracun total beaya Rp22.550 ha-1 tahun-1. Pemanfaatan burung serak untuk mengendalikan hama tikus selain di perkebunan kelapa sawit juga telah dirintis di beberapa ekosistem persawahan dengan mengintroduksi dari areal perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara. Beberapa wilayah di Indonesia yang telah mengintroduksi burung serak antara lain, Bali,Jawa Tengah, Kalimantan dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Malaysia juga telah memanfaatkan burung serak untuk mengendalikan tikus sawah (Widodo, 2000; Mangoendihardjo &Wagiman, 2001; Hafidzi, 2003 ) Namun demikian faktor-faktor yang mempengaruhi kemapanan burung serak di ekosistem persawahan belum pernah dikaji secara mendasar. Kemapanan burung serak dalam suatu ekosistem sangat tergantung pada ketersediaan habitat yang sesuai. Habitat adalah tempat beserta komponen-komponennya dimana burung serak dapat hidup dan berkembang secara optimal.
Melihat sejarah yang penjang dan bermanfaat ini, tek heran bila penangkaran burung hantu jenis tyto alba ini mendapat perhatian serius dari Pemkab Ngawi terutama dari Litbangda Kab Ngawi. Hal ini terungkap ketika Bupati Ngawi dr H Harsono, Rabu,(16/6/2010) turun langsung ke Gayam dan melihat penangkaran burung hantu. Tercatat sejak tahun 1999 hingga sekarang petani di desa gayam telah berhasil menangkarkan Burung Hantu hingga menjadi 4.208 ekor.

Dalam kesempatan tersebut Bupati Ngawi dr. Harsono tampak merasa bangga menyaksikan masyarakat petani Desa Gayam yang berhasil membudidayakan burung hantu sehingga tikus yang menyerang padi dapat ditangkal dengan musuh alami dan sekaligus kelestarian lingkungan dapat dijaga dengan baik dan keseimbangan ekosistem dapat diwujudkan. Jumlah persebaran penangkaran burung hantu (tyto alba) di Kabupaten Ngawi masih sangat terbatas sehingga masih perlu terus-menerus dikembangkan dan disosialisasikan kepada masyarakat. Penulis mencatat bahwa pengembangannya baru di wilayah Kecamatan Ngrambe, Sine, Kendal, Jogorogo dan Widodaren. Usaha penangkaran yang dipelopori oleh pak Jumangin ini memang sangat serius sehingga dapat sukses dan dilihat hasilnya. Kesuksesan ini juga berkat adanya kerjasama dengan Kabupaten Boyolali, Demak, Klaten, Gorontalo dan Manado. Di daerah tersebut burung hantu juga dikembangkan untuk tujuan yang sama sebagaimana di Ngawi yaitu untuk melawan hama tikus, dan daerah tersebut juga mengambil anakan burung hantu dari tempat penangkaran di Desa Gayam,.

Legend of the Guardians: The Owls of Ga'Hoole 3D - Dimulai dari mimpi

Soren adalah burung hantu muda yang dibesarkan dengan cerita heroik tentang burung penjaga yang melegenda. Membuat Soren selalu berangan-angan kelak akan menjadi seperti mereka. Kludd, saudara laki-lakinya, justru selalu mengejeknya sebagai seorang yang lemah yang hanya bisa bermimpi.

Suatu hari ketika belajar terbang terjadi perkelahian antara Soren dan Kludd sehingga mereka jatuh ke daratan yang sangat berbahaya bagi mereka yang belum bisa terbang dengan sempurna. Kedatangan mereka mengundang serigala dan terjadilah penyerangan. Mereka diselamatkan sekaligus diculik oleh dua burung hantu asing.

Mereka di bawa ke kelompok sejati di bawah pimpinan Metal Beak. Ada niat jahat besar yang akan mereka lakukan. Para Young Owl ini akan dicuci otaknya sehingga dengan suka rela mau bekerja untuk Metal Beak. Soren termasuk yang memberontak. Bersama Gylfie, dia melarikan diri dan berusaha menemukan Sang Guardian yang ternyata bukan sekedar mitos.

Dalam perjalanan mereka bertemu dengan Digger dan satu lagi (lupa namanya). Oia ada juga Mrs. P, ular pengasuh Soren. Bersama mereka menempuh perjalanan jauh untuk menyampaikan rencana jahat itu ke sang pelindung.
Mereka terlihat lucu dan menggemaskan. Burung Hantu itu ternyata banyak jenis dengan tingkatan.

Beberapa review yang ada memberikan nilai lebih. Makanya saya mau menonton dan bahkan mencoba yang versi 3D nya. Sekali lagi sedikit kecewa dengan animasi 3D nya yang tidak terlalu berasa. Apalagi jika dibandingkan dengan Avatar. Tapi yang ini masih jauh lebih baik dari film 3D lainnya yang pernah saya liat. Adegan burung terbang yang tiba-tiba, seolah-olah ada di sampig kepala kita. Ketika Soren terbang di bawah badai hujan pun 3D nya berasa. Selebihnya biasa.

Oke... pesan ceritanya bagus! Jalinan ceritanya mengalir dan jelas. Tidak membingungkan. Tipikal film animasi. Gambarnya keren dengan view yang indah. Mungkin saya akan memberikan nilai 4 bintang jika seandainya saya menonton dalam versi biasa. Mengingat kacamata 3Dnya sangat menganggu dan membuat beberapa gambar justru terlihat gelap dan buram.

Mimpi yang ada dikepala Soren justru mampu membuatnya menjadi lebih tangguh dan akhirnya berhasil mengubahnya menjadi ksatria sesungguhnya. Satu poin bagus untuk ditanamkan dalam diri kita.

Tuesday, August 2, 2011

Ikan Berkepala Buaya Dengan Buaya Darat

Jum'at siang saya membuka dan membaca surat kabar online tiba-tiba saya terkejut pada salah satu headline surat kabar tersebut, disana disebutkan telah ditemukan sebuah ikan dengan kepala buaya di wilayah sukolilo Surabaya.bagi saya ini benar-benar diluar dugaan,aneh bin ajaib.mekipun sebenarnya didunia ini tidak ada yang tidak mungkin semua bisa saja terjadi dan semua bisa saja ada.langsung saja terlintas pertanyaan dalam hati kecil saya"apakah ikan ini merupakan sebuah spesies baru ataukah memang sudah lama ada namun baru saja ditemukan?"bisa juga ini merupakan spesies baru fikirku lagi.jika memang spesies baru apakah mungkin terjadi perpaduan antara dua jenis hewan yang berbeda?"ah ngawur benar saya ini.terus apa ada hubungannya dengan istilah buaya darat fikir saya lagi.
menurut kebanyakan masyarakat indonesia istilah buaya darat diartikan seorang laki-laki yang banyak pasangan,jika melihat kejadian ini apakah mungkin si buaya(buaya beneran)memiliki banyak pasangan sampai-sampai ikan pun diembat juga?maka jadilah ikan berkepala buaya~~ahh semakin ngawur saja saya ini~~~kemudian saya mencari-cari informasi lagi mengenai ikan ini sekaligus mencari informasi mengenai istilah buaya darat agar saya tidak semakin ngawur dan mengetahui jawaban atas pertanyaan saya yang tidak masuk akal itu.


dan inilah informasi yang saya dapatkan:
1.mengenai ikan berkepala buaya berikut penjelasan yang saya comot dari detik.com hehe maap ya detik soalnya biar pembaca yakin ya kan..

2.Mengenai Istilah Buaya darat masih banyak terjadi kontroversi ada yang bilang istilah itu tidak manusiawi~~masak manusia disamakan dengan binatang ~~~ada juga yang bilang istilah itu pembunuhan karakter si buaya(buaya beneran) karena katanya buaya(jantan)itu setia dengan pasangannya sampai sampai yang menjaga telur hasil perkawinan juga buaya jantan.dan juga simbol buaya juga digunakan oleh adat betawi dalam proses pernikahan mereka.ini menandakan jika buaya adalah hewan yang setia(bagi -yang pro)
tapi ada juga yang bilang buaya itu hewan polygami sering ganti-ganti pasangan bahkan menurut duo ratu buaya (darat) itu sangat menakutkan ini cuplikan lagunya
" Ooh… lelaki buaya darat… busyet aku tertipu lagi
Ooh… mulutnya manis sekali tapi hati bagai srigala… ooh
Ku tertipu lagi… ooh… ku tertipu lagi… ooh…"
sekarang menurut anda adakah hubungan antara BUAYA DARAT dan IKAN BERKEPALA BUAYA?

Mahasiswa Amikom Bobol Website Polri Ditahan di Mabes, Dilimpahkan Kejari

SLEMAN - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) kecolongan. Website korps penegak hukum ini dibobol seorang mahasiswa. Adalah Andi Kurniawan alias Fandiekun, 22, yang  diduga melakukan tindakan hacking di website Mabes Polri pada 11 Mei 2011. Kasus itu ditangani langsung Bareskrim Polri Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus. Berkas perkara telah dilimpahkan ke Kejaksaan Agung dan telah diteruskan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Sleman. “Berkas perkara baru kami terima Rabu (27/7) kemarin berikut tersangka. Saat ini kami masih pelajari berkas ini,” ujar Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Sleman Juniman Hutagaol, kemarin (28/7).
Untuk menindaklanjuti perkara itu, Juniman mengaku telah membentuk tim jaksa. Tim ini ditugaskan secara khusus kasus ini. “Saya beri waktu beberapa hari bagi tim jaksa untuk dipelajari berkas dulu dan secepatnya akan dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Sleman untuk disidangkan,” lanjutnya.
Sesuai berkas perkara pemeriksaan (BAP), nomor BP/21/VII/2011/Dit Tipideksus, mahasiswa jurusan Teknik Informatika, STIMIK Amikom Jogjakarta itu didakwa melakukan pelanggaran pasal 167 ayat (1) KUHP, pasal 50 jo Pasal 22 huruf b UU RI Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi.
Selain itu, Andi juga dijerat dengan pasal 46 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) jo Pasal 30 ayat (1), ayat (2), dan (3) UU RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). ”Sejak berkasa perkara dilimpahkan ke Kejari Sleman, tersangka ditahan di Lapas Cebongan. Masa penahanan terhitung sejak 27 Juli hingga 15 Agustus 2011,” terang Juniman
Tersangka asal dusun Ngestirejo, Karanganom, Klaten itu disebut telah melakukan hacking pada server website Polri beralamat www.polri.go.id menggunakan komputer miliknya. Proses hacking dilakukan di tempat kos mahasiswa angkatan 2009 itu di Jalan Madukoro, No 48, Pringgolayan, Condongcatur, Depok, Sleman. Aksi diketahui pada Senin (16/5) setelah seorang anggota menemukan adanya server yang berada di ruang data center Rotekinfo Polri di gedung  TNCC lantai IV rusak.
Website yang berisikan informasi tentang Kepolisian Republik Indonesia itu berubah tampilannya. Tampilan website menjadi gambar dua orang yang salah satunya memegang bendera dan bertuliskan kata-kata seruan jihad. ”Atas dugaan tersebut, pelaku lantas ditangkap pada 2 Juni 20011 dengan sura perintah penangkapan Nomor SP. Kap/18/VI/2011/Dit Tipideksus,” paparnya.
Pelaku lantas ditahan di rumah tahanan Bareskrim Polri sejak 3 Juni 2011. Berdasarkan surat direktur Tindak Pidana Ekonomi dan KhususBareskrim Polri, dilakukan perpanjangan masa penahanan kepada kejaksaan Agung RI.
Juniman menjelaskan Pada BAP, tersangka mengaku pernah masuk ke dalam website menggunakan software dengan nama “HAVIJ”. Sofware tersebut didapat dengan mendownload di internet secara gratis. Software itu untuk membantu melihat isi database Polri. ”Dia mengaku melakukan hack sekitar pukul 02.33 dengan menggunakan jaringan local area network yang ada dalam kamar kosnya,”

Belida (Notopetrus chitala H.B.)

Menurut masyarakat Sumatera Selatan, artinya makhluk yang pandai berdiplomasi (be = punya, lida = lidah, pandai bersilat lidah)
Istilah Indonesia: Belida, Lopis, Balida
Ciri-ciri
Berukuran sedang, panjang maksimum 100 cm dan berat rata-rata 0,5-1 kg, di alam asli bisa mencapai 2 - 4 Kg. Bentuk badannya pipih dengan kepala yang berukuran kecil dan di bagian tengkuknya terlihat bungkuk. Rahang atas letaknya jauh di belakang mata. Badan tertutup oleh sisik yang berukuran kecil. Sisik di bagian punggungnya berwarna kelabu sedangkan di bagian perutnya putih keperakan. Pada bagian sisinya terdapat lingkaran putih seperti bola-bola hitam yang masing-masing dikelilingi lingkaran putih. Dengan bertambahnya umur hiasan tubuh ikan belida akan hilang dengan sendirinya dan diganti oleh garis-garis kehitaman, sistem reproduksi ikan ini dengan bertelur. Merupakan ikan air tawar yang bersifat predator atau pemangsa dan nokturnal (aktif pada malam hari). Pada siang hari biasanya bersembunyi diantara vegetasi. Makanannya berupa anak-anak ikan dan udang. Tak jarang mangsanya berukuran lebih besar. Ikan belida jantan bertugas membuat sarang yang dibuatnya dari ranting dan daun, juga menjaga telur dan anak-anaknya. Ikan belida dapat menghirup udara dari atmosfir. Ikan karnivora ini hidup di kedalaman 2-3 meter di tempat-tempat gelap. Saat air sungai meluap, mereka naik ke rawa-rawa untuk kawin dan melepas telurnya di sana.
Taksonomi: Isospondyli, Suku Notopterridae
Habitat: Sungai-sungai besar dan daerah yang sering tergenang banjir. Di daerah dataran rendah tidak lebih dari 30 m dpl.
Penyebaran: Sumatera, Jawa dan Kalimantan
Populasi: Langka !!!
Upaya Konservasi:
Kolam, Aquarium dan Keramba.
Di mana Mancingnya
Di anak-anak sungai besar, bekas galian pasir, danau, rawa banjir.
Kapan Mancingnya
Malam, ikan ini Nokturnal (aktif di malam hari)
Metode Mancing Efektif
Mancing glosor/dasar dengan umpan udang hidup/anak ikan/katak
Peralatan
peralatan standar ringan, kelas 1 kg.
Karakteristik
Tipikal penyambar dan ketika hooked up, langsung ngaciiiir ke akar bahar di dalam air untuk memutuskan kenur. jadi harus diantisipasi dengan cepat agar kenur gak nyangkut.
Regulasi
Tidak dilindungi undang-undang
Bisa Dimakan ?
Bisa sih, tapi kalau ada ikan konsumsi lain sebaiknya ikan ini di lepas (Release) saja deh, mengingat populasinya yang semakin langka apalagi dengan semakin menjamurnya Toko Pempek.