Tuesday, July 26, 2011

Fire Eel (Mastacembelus erythrotaenia) Chili

Fire eel atau biasa disebut sili api,adalah ikan sejenis belut besar yang biasa ditemukan di Kamboja,Indonesia,Laos,Malaysia,Thailand,Vietnam.Di alam liar ikan ini dapat mencapai ukuran yang besar,yaitu dapat mencapai sekitar 1,2 meter.Namun biasanya di akuarium ukurannya lebih kecil.Panjang maksimum bila di akuarium biasanya sekitar 55 cm.Seperti halnya dengan jenis sili lainnya,sili api memiliki deretan duri-duri kecil pada punggungnya.Bentuk tubuhnya memanjang dan memiliki moncong khas ikan sili.Warna dasarnya adalah coklat atau abu-abu,sedangkan pada perutnya warnanya lebih terang.Tiap individu memiliki pola yang berbeda.Biasanya berupa beberapa garis atau bintik-bintik merah kekuningan pada tubuh.Garis merah ini bervariasi,tergantung pada usia atau kondisi individu.Ikan muda memiliki corak berwarna kuning, yang akan berubah menjadi merah seiring pertambahan usia mereka.

Sili api menghuni lingkungan sungai yang mengalir lambat dan bersedimen halus.Di alam liar sili ini hidup pada area yang cukup luas yang mencakup sebagian besar Asia Tenggara.Mereka adalah penghuni air bagian bawah yang menghabiskan sebagian besar waktu meraka untuk mengubur diri di dasar sungai,seringkali hanya menyisakan moncong mereka yang terlihat di air.Namun mereka adalah predator yang rakus dan berburu mangsa di semua kedalaman.

Ikan muda umumnya dapat beradaptasi dengan baik untuk akuarium komunitas.Sili api yang berukuran sekitar 15 cm dapat dipelihara dalam akuarium berukuran 60 cm dan berkapasitas sekitar 75 liter.Sili api umumnya bersifat pendamai,namun pada ikan yang dewasa memiliki kecenderungan untuk bertarung dengan ikan lain dari spesies yang sama.Sifat mereka yang suka menggali juga terkadang dapat mencerabut tanaman air serta kayu bogwood.Kondisi air yang diperlukan;suhu air 25-27 °C dan pH 6-7,5.Sili api termasuk ikan yang cerdas,mereka dengan cepat belajar mengenali pemiliknya bahkan dapat menerima makanan dari tangan pemiliknya.Ikan ini hanya dapat diberi makanan hidup,seperti tubifex,bloodworm,jentik nyamuk,ikan kecil,serta udang.Pemijahan ikan ini tergolong langka dan sangat sulit.

Clown Loach Badut Air Tawar

Clown Loach (Cromobotia macracanthus) merupakan binatang asli dari Indonesia yang ditemukan di Sumatra dan Kalimantan. Clown loach mempunyai tubuh memancang dengan panjang tubuh pada dewasa sekitar 24 – 36 cm. Selain itu, bentuk permukaan punggungnya melengkung dengan perut yang rata. Umumnya keluarga botia, Clown loach memiliki kepala yang relatif besar dan mulut yang menghadap ke bawah yang dilengkapi dengan bibir yang tebal dan empat pasang Barbels, dimana barbels terletak di rahang bawah dan berukuran kecil sehingga sulit dilihat. Clown loach dapat membuat suara click pada saat mereka senang ataupun marah. Clown loach memiliki tubuh dengan warna orange keputihan sampai orange kemerahan dengan tiga pita bewarna hitam dan tebal dimana salah satu pita melalui mata. Ikan yang berasal dari Sumatra memiliki perbedaan dengan yang berasal dari Kalimantan, yakni sirip panggul ikan dari Sumatera berwarna orange kemerahan dan hitam sedangkan dari Kalimantan berwarna orange kemerahan. Di alam, ikan ini hidup pada kondisi air yaitu pH 5 – 8 dan suhu 25 - 30 °C. Ikan ini bersifat omnivora dengan memakan cacing, siput dan udang kecil bahkan menyukai pisang.

Clown loach muda mempunyai warna yang menyolok dan akan memudar saat dewasa. Duri disekitar mulutnya merupakan alat untuk membela diri dan tidak beracun. Ikan ini masih sulit di breeding dalam aquarium, dan kebanyakan reproduksi dilakukan melalui penggunaan hormon.

Hujeta Gar (Ctenolucius hujeta), Barracuda Air Tawar dari Amerika Selatan

Hujeta Gar (Ctenolucius Hujeta) atau yang dikenal dengan Barracuda air tawar dan Pike Characin merupakan ikan yang mempunyai tubuh ramping memanjang dan moncong yang panjang. Hujeta Gar yang mempunyai warna tubuh cokelat keemasan atau kebiruan (tergantung pencahayaan) dan sirip transparan ini berasal dari Amerika Selatan dari Columbia, Panama dan Venezuela. Ekor berwarna transparan, bercabang dan mempunyai bintik hitam pada pangkalnya. Hujeta Gar merupakan predator yang mempunyai rahang atas sedikit lebih panjang dibanding rahang bawahnya, dengan makanannya antara lain ikan kecil, udang, remis, cacing, makanan beku (larva nyamuk, cacing darah, tubifex) dan makanan komersil lainnya. Sebagai predator, ikan ini dapar mencapai panjang tubuh 25 cm di aquarium dan 35 cm di alam bebas. Lingkungan hidup yang cocok adalah suhu 24 – 300C dan pH 5,5 – 7,5.
Walaupun predator, Hujeta Gar umumnya tidak terlalu aggresif, dia akan memburu mangsa yang cukup untuk ukuran mulutnya dan perburuan biasanya dilakukan berkelompok. Hujeta Gar merupakan pelompat yang pandai, dan menyukai setup aquarium dengan beberapa tanaman namun masih menyediakan ruang untuk berenang, walaupun ikan ini banyak menghabiskan waktunya di dekat permukaan air. Dalam aquarium, ikan ini membutuhkan sistem filtrasi yang baik untuk mensirkulasi kotoran yang dihasilkan. Hujeta Gar hidup secara berkelompok dan dapat dicampur dengan ikan lain yang berukuran lebih besar. Ikan betina dewasa mempunyai tubuh yang sedikit lebih besar dan perut lebih bulat dibanding jantan, selain itu sirip anal jantan berjumpai dan sedangkan betina berbentuk rata. Breeding ikan mungkin dilakukan di aquarium walaupun cenderung sulit. Breeding dilakukan dengan menaruh pasangan tunggal atau kelompok dimana perkawinan dimulai dengan jantan yang akan memburu betina. Proses bertelur terjadi di sekitar permukaan air dan terjadi selama 3 jam. Jumlah telur yang dihasilkan bisa mencapai lebih dari seribu butir dan akan menetas setelah 20 jam. Anakan ikan bisa berenang bebas setelah 60 jam dan dapat diberi makan artemia, rotifers dan kutu air.

(Polypterus endlicheri) The Marble Jurassic Fish dari Afrika


Polypterus endlicheri endlicheri mempunyai tubuh yang panjang, bergigi tajam dan mempunyai sirip punggung yang banyak hingga ke ekor, berwarna kekuningan dengan spot hitam ditubuhnya. P. Endlicheri merupakan salah satu spesies polypterus yang mampu tumbuh besar hingga 30 inci. P. Endlicheri mempunyai kepala kecil, mulut yang dapat menganga lebar seperti kadal dan mata yang kecil. Polypterus endlicheri endlicheri merupakan ikan nocturnal yang memiliki penglihatan sangat buruk, namun memiliki penciuman yang sangat baik untuk menentukan lokasi makanan/mangsa. Sama dengan anggota genusnya yang lain, Endlicheri merupakan karnivora yang sudah ditemukan hidup pada jaman Triassic atau sekitar 200 juta tahun yang lalu. 
Ikan muda mempunyai insang eksternal seperti amfibi dan insang tersebut akan hilang ketika dewasa, ikan dewasa bernafas menggunakan dua pasang paru-paru primitif yang menyebabkan ikan ini perlu ke permukaan air untuk meneguk udara. P. Endlicheri merupakan binatang asli afrika yang menyebar di sungai Nil, Niger dan beberapa sungai lainnya. Dia hidup pada kondisi air dengan pH 6 – 8 dan suhu 22 – 27oC. Ikan jantan mempunyai tonjolan kecil di sirip anal sedangkan betina tidak. Ada satu subspesies Endlicheri yang berukuran lebih besar dibanding P. Endlicheri endlicheri yang dikenal dengan Polypterus endlicheri congius yang dapat tumbuh hingga diatas 39 inci. 
TAKSONOMI
Kingdom
Animalia
Phylum
Chordata
Class
Order
Family
genus
Species
P. endlicheri

Mengintip Nasib Buruh di Purbalingga

RIBUAN kaum perempuan di Purbalingga terserap di pabrik-pabrik rambut dan bulu mata palsu. Karenanya, tak aneh bila di Purbalingga sangat jarang ditemui perempuan yang mau jadi TKW. Walau begitu, nasib mereka tak kalah memilukan dari TKW. Gaji yang tak sesuai UMK dan tak jelasnya kompensasi lembur, hanya secuil bukti betapa mirisnya hidup mereka.
SEMPITNYA tempat beribadah dan waktu yang singkat untuk beristirahat membuat para pekerja pabrik di Purbalingga yang memanfaatkan tempat seadanya untuk beribadah. Ribuan tenaga kerja namun hanya terdapat satu masjid berukuran sedang.

RUANGAN luas tersebut juga tidak hanya menjadi ruang untuk mengais rejeki dari rajutan rambut-rambut yang kemudian diuntai menjadi sebuah wig. Melainkan juga sebagai pasar jual beli pakaian.

DI ATAS hamparan kardus perempuan-perempuan itu memanfaatkan satu jam jatah istirahatnya. Selepas makan dan "bertemu" dengan Tuhannya, mereka lantas tertidur. Mereka tegolong beruntung, sebab ada perusahaan lain yang hanya menerapkan jam istirahat kurang dari 30 menit.

Sunday, July 24, 2011

Ikan Pemangsa Buaya Terbesar di Dunia

Ikan Pemangsa Buaya Terbesar di Dunia - Saat melakukan ekspedisi ke sungai Congo di Afrike, Jeremy Andre berhasil menangkap seekor ikan yang diberi nama Goliath Tigerfish.
Goliath termasuk salah satu ikan air tawar terbesar di dunia dan dinyatakan jauh lebih berbahaya dan buas daripada piranha.
Ikan raksasa ini memiliki 32 gigi yang hampir sama ukurannya dengan hiu putih yang legendaris. Ikan Goliath adalah pemangsa buaya dan manusia.

Menurut Andre, jika disamakan dengan piranha, maka Goliath adalah piranha raksasa.
"Giginya luar biasa tajam dan ukurannya sama dengan gigi hiu putih."
Untuk menangkap ikan ini,Andre menggunakan ikan catfish dan pancing baja seberat 200 pound. Dia memancing dari jarak yang agak jauh untuk memastikan keamanan dirinya, sebab ikan Goliath ini bisa memangsa manusia.

Kumpulan Lele Raksasa di Dunia !


Anda mungkin sudah mengetahui tentang ikan pemangsa manusia yang hidup di dasar samudera seperti Ikan Hiu. Namun, kisah-kisah berikut ini menceritakan keberadaan ikan predator raksasa sejenis Catfish (ikan lele) yang hidup di air tawar dan juga doyan menyantap daging manusia.
Goonch Fish, Lele Pemakan Bangkai
Great Kali Gandaki River adalah sebuah sungai yang berada di perbatasan antara India dan Nepal. Alirannya bersumber dari sumber air di Pegunungan Himalaya di ketinggian 3600 dpl. Keindahan sungai ini sudah tak perlu diragukan lagi. Sayangnya suatu legenda menakutkan tentang monster pemakan manusia, menghantui desa-desa yang berada di kawasan ini. Membuat penduduk enggan mandi ataupun bermain di sekitar sungai itu.
Kejadian pertama yang mengawali teror ganas dari mahluk penghuni sungai itu terjadi pada bulan April tahun 1988. Seorang pemuda Nepal ketika baru saja masuk ke dalam sungai, langsung ditarik oleh “sesuatu” dan lenyap begitu saja. Tiga bulan berselang, seorang anak laki-laki yang sedang mandi di Sungai Kali bersama ayahnya, tiba-tiba di serang dan di seret kedalam air. Si ayah hanya bisa berteriak dan tak dapat melakukan apa-apa.
Setelah itu, kejadian seperti ini terjadi berulang kali hingga menghantui para penduduk yang tinggal di sekitar aliran Sungai Kali. Bahkan beberapa tahun belakangan ini, laporan tentang hilangnya penduduk yang mandi di Sungai Kali semakin meningkat. Penduduk bingung dan mulai berargumentasi tentang jenis mahluk yang tinggal di situ. Beberapa penduduk percaya ada sekumpulan buaya yang hidup di sungai itu. Namun setelah diselidiki, ternyata tidak ada komunitas buaya yang hidup di daerah itu.
Terakhir, pada tahun 2007, seorang pemuda Nepal berumur 18 tahun yang sedang berenang di sungai itu ditarik oleh monster misterius dan lenyap begitu saja dari permukaan air. Menurut saksi mata yang menyaksikan kejadian itu, bentuk monster itu seperti babi berukuran sangat besar.
Rasa penasaran penduduk akhirnya terjawab ketika seorang ahli biologist dari Inggris bernama Jeremy Wade melakukan penelitian di Sungai Kali dan menemukan jawaban yang mengejutkan.
Wade menemukan kenyataan bahwa monster pemakan manusia itu ternyata adalah sejenis ikan lele raksasa (Giant Cat Fish) yang telah mengalami perubahan DNA karena sering memakan mayat yang dihanyutkan ke sungai setelah terlebih dahulu dibakar dalam acara ritual pemakaman tradisional masyarakat setempat yang dikenal dengan nama Ritual Bagmati.
“ Ikan jenis ini merupakan jenis ikan endemis sungai ini. Namun, karena telah puluhan tahun menyantap daging mayat yang dihanyutkan melalui sungai, ikan ini berubah secara genetik menjadi jauh lebih besar dari ukuran sebenarnya. Mereka menjadi ketagihan, dan mulai menjadikan daging manusia menjadi menu utama. Jadi jika lama tidak ada ritual pemakaman, ikan ini menjadi ganas dan menyerang manusia,” Wade menjelaskan.
Dalam penelitiannya, Jeremy Wade juga berhasil menangkap seekor ikan lele pemangsa daging manusia dengan ukuran 1,8 meter dan berat berkisar 73 kilogram. Menurut Wade jika ikan dengan ukuran sebesar itu ketika menyerang manusia di dalam air, maka sedikit sekali kemungkinan korbannya untuk menyelamatkan diri. Wade lalu menamakan ikan lele raksasa itu dengan nama Goonch Fish.
Perjalanan penelitian Jeremy Wade saat menyelidiki ikan lele pemakan manusia di Sungai Kali telah di dokumentasikan dan ditayangkan perdana di salah satu stasiun televisi Inggris dengan judul “ Monster Air Pemakan Daging Manusia”.
Pemangsa dari Huadu’s Furong

Bukan hanya di Great Kali Gandaki River saja terdapat jenis ikan lele raksasa. Baru-baru ini di Waduk Huadu’s Furong-China, terjadi kegemparan. Selama ini, dalam setahun selalu saja terjadi beberapa kasus orang tenggelam dan hilang secara misterius di waduk itu.
Namun akhirnya misteri itu terjawab sudah. Penduduk setempat berhasil menangkap seekor ikan lele raksasa yang ukuran panjang badannya mencapai 3 meter dan lebar kepala berkisar 1 meter. Gilanya lagi, ketika masyarakat membelah perut ikan itu, mereka menemukan “sisa-sisa” seorang lelaki di dalam tubuh ikan itu..
Namun karena pemerintah lokal khawatirinsiden ini akan berdampak pada kepariwisataan daerah itu, mereka berusaha keras agar peristiwa itu tidak terpublikasi secara luas. Tapi beberapa turis sempat datang dan mengabadikan gambar ikan lele pemangsa manusia dengan ponsel mereka.
Beberapa kalangan beranggapan ikan ini adalah ikan jenis Waking Catfish atau clarius batrachus (ikan lele berjalan). Namun belum ada yang dapat menjelaskan bagaimana mungkin ikan lele yang berukuran centimeter bisa menjadi begitu besar.
Saat ini masyarakat lokal maupun turis asing tidak diperbolehkan berenang di Waduk Huadu’s Furong. Orang banyak memperkirakan masih ada ikan sejenis yang hidup di waduk itu, siap memangsa orang yang berenang di situ.
Raksasa Sungai Mekong
Sungai Mekong yang merupakan salah satu sungai utama di dunia banyak menyimpan berbagai jenis ikan-ikan raksasa. Sungai Mekong merupakan sungai terpanjang ke-12 di dunia, dan ke-10 terbesar dalam volume (melepas 475km³ air setiap tahunnya), dia mengisi wilayah seluas 795.000 km² dari Tibet dia mengalir melalui China provinsi Yunnan, Myanmar, Thailand, Laos, Kamboja, dan Vietnam. Semua kecuali China dan Myanmar masuk kedalam Komisi Sungai Mekong. Karena variasi musim yang sangat berbeda dalam aliran dan adanya “rapid” dan air terjun membuat navigasi sangat sulit.
Menurut para peneliti, sungai ini adalah rumah dari berbagai jenis ikan raksasa air tawar. Yang paling terkenal adalah Mekong Giant Cat Fish. Jenis ikan lele raksasa ini memang hidup disepanjang aliran Sungai Mekong yang melintasi beberapa negara di Asia tersebut.
Pada tahun 2005, seorang nelayan Muangthai menangkap ikan lele raksasa sebesar beruang Grizzly di Sungai Mekong. Ukuran ikan ini berkisar 2,7 Meter dengan berat mencapai 646 pon.
Memang penangkapan ikan lele berukuran raksasa di Sungai Mekong bukanlah hal yang aneh. Sudah berulang kali nelayan setempat mendapatkan ikan lele berukuran raksasa di sungai itu. Namun sepertinya belum ada yang menyamai ukuran ikan lele yang ditangkap nelayan Muangthai tersebut.
Berbeda dengan kasus di Sungai Kali di Nepal dan Waduk Huadu’s Forung di China, tidak ada laporan yang menyebutkan bahwa ikan lele raksasa di Sungai Mekong adalah pemangsa manusia.
IUCN (International Union for Conservation of Nature), sebuah badan dunia yang bergerak di bidang konservasi sumberdaya alam telah menyimpan dan memasukkan data keberadaan ikan lele raksasa dari Sungai Mekong sebagai jenis satwa air yang langka dan menuju kepunahan. Jenis ikan lele raksasa ini, juga telah menarik perhatian WWF (Worl Wildlife Fund) dan National Geografic Society. Kedua organisasi ini sedang bersama-sama menyusun rencana perlindungan terhadap jenis ikan itu.
Memang menakutkan jika kita membayangkan keberadaan raksasa-raksasa air tawar pemangsa daging manusia tersebut. Kita sekarang tentu akan menjadi was-was jika berenang di sungai maupun danau air tawar. Namun pertanyaannya adalah bagaimana mereka bisa menjadi kanibal dan doyan makan manusia. Apakah mereka yang mengganggu manusia, atau malah manusia yang mengusik habitat mereka..?
Di sisi lain ikan-ikan itu juga mempunyai hak untuk hidup. Sebab bukan tidak mungkin, mereka adalah sisa-sisa zaman prasejarah yang harus diteliti dan dilestarikan keberadaannya untuk perkembangan ilmu pengetahuan .

PEMBENIHAN IKAN HIAS CORYDORAS

  1. Pendahuluan Corydoras merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar yang banyak diminati pecinta ikan hias dan mempunyai peluang ekspor. Selain digunakan sebagai ikan hias air tawar, juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kosmetik di negara maju. Walaupun ikan ini berasal dari Amerika Selatan, tetapi sejak lama telah berhasil dibudidayakan di Indonesia. Ikan ini dikenal mudah pembudidayaannya.
2. Ciri Morfologi

Bentuk tubuh pendek dan gemuk, punggung lebih melengkung dibandingkan dengan perut, kedua sisi ikan dilengkapi dengan lempengan seperti tulang yang tersusun dalam dua baris, mempunyai dua pasang kumis yang terletak di rahang atas dan rahang bawah serta ukuran tubuh dapat mencapai 12 cm. Ikan Corydoras dapat dibudidayakan di kolam yang kandungan oksigen di dalam airnya rendah. Kondisi lingkungan cocok untuk jenis ikan ini adalah: pH 6-8, suhu 21.5-28 O C.

3. Prasarana dan Sarana Dalam pemeliharaan ikan Corydoras diperlukan sarana berupa bahan dan alat, yaitu : a. Induk ikan Corydoras betina dan jantan
b. Wadah pemeliharaan berupa : ~ Bak pemeliharaan induk jantan dan betina secara masal, sekaligus sebagai tempat pemijahan, atau akuarium yang berukuran 60×40x40 cm. ~ Bak pemeliharaan larva dan benih secara masal c. Pakan ~ Pakan induk berupa cacing tubifex atau Chironomous serta jentik nyamuk. ~ Pakan larva berupa nauplii artemia ~ Pakan untuk pembesaran ikan Corydoras hingga siap dipasarkan adalah cacing tubifex 4. Kegiatan Operasional 4.1 Pemeliharaan Induk Ikan Corydoras mulai dapat dipijahkan minimal pada umur delapan bulan. Pakan yang terbaik diberikan pada masa pemeliharaan induk adalah pakan yang banyak mengandung zat chitin seperti larva nyamuk yang baik untuk perkembangan telur. Selain itu karena Corydoras bersifat ‘bottom feeder’ maka ikan ini lebih responsif pada jenis makanan seperti cacing tubifex atau chironomus. Cara termudah untuk membedakan jenis kelamin adalah dengan melihat bentuk tubuh. Ikan jantan mempunyai bentuk tubuh seperti terpedo, bagian dari belakang insang meruncing hingga ke ekor. Tubuh lebih langsing dan ukurannya lebih kecil daripada betina, dan sirip dorsal ikan jantan terlihat lebih runcing. Tubuh ikan betina berukuran lebih besar dibandingkan dengan ikan jantan, dan perutnya yang tampak membundar berisi telur. 4.2. Pemijahan Pemijahan dilakukan secara masal di bak semen, bak fiber atau akuarium dengan perbandingan induk betina : jantan l : 2 atau 1:1. Penggantian air dilakukan setiap hari, untuk menjaga kualitas air media pemijahan. Corydoras mempunyai tipe bertelur dengan menempelkan telurnya pada suatu substrat yaitu : lempengan kaca, potongan paralon (PVC), ubin keramik atau lempengan batu. Ikan Corydoras mengeluarkan telurnya secara parsial, sehingga setiap hari dapat ditemukan substrat yang ditempeli telur. Setiap induk mampu menghasilkan 200-350 butir telur. Selanjutnya substrat yang dipasang diambil untuk ditetaskan pada wadah penetasan telur. 4.3. Penetasan telur Telur yang menempel pada substrat selanjutnya ditetaskan di dalam akuarium . Telur akan menetas dalam waktu enam hari. Selama penetasan telur, media pemeliharaan diberi obat anti jamur antara lain methylene blue 0.1 ppm. Derajat penetasan telur berkisar 60-70%. Larva ikan Corydoras dipelihara di akuarium tersebut sampai berumur tujuh hari dengan pemberian pakan berupa nauplius artemia. 4.4. Tahap Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan pada wadah berupa fiber glass atau bak semen sampai ukuran S (Small=kecil) dengan padat penebaran 20-30 ekor/liter. Selama satu Bulan mencapai ukuran M (Medium=sedang) yaitu dengan padat penebaran 10-15/liter dan siap untuk dipasarkan.
Pemeliharaan selanjutnya lebih diarahkan ke pengadaan calon induk, karena biasanya pada ukuran L (Large=besar) permintaan pasar cenderung menurun. Padat penebaran pada masa pemeliharaan dari ukuran M ke ukuran L adalah 5 ekor/liter. Pakan yang diberikan selama pemeliharaan ikan sampai siap dipasarkan berupa cacing tubifex. 4.5. Pengelolaan Kesehatan Ikan Beberapa jenis parasit yang sering menyerang ikan Corydoras ini adalah : Trichodina sp, Epistylis, Glossatella sp dan Chillodonella sp. Sedangkan bakteri yang menyerang biasanya merupakan infeksi sekunder yang terjadi akibat luka karena penanganan, atau serangan parasit yang mengakibatkan terjadinya luka. Jenis bakteri yang ditemukan adalah Aeromonas hydrophilla. Pengobatan yang dilakukan untuk penyakit parasit adalah menggunakan formalin 25 ppm, garam 500 ppm. Sedangkan untuk penyakit bakterial menggunakan Oxytetracycline 10 ppm dengan cara perendaman.

kura-kura Brazil (Brazil Turtle)

Kura-kura ini merupakan hewan asli di daerah selatan Amerika Serikat dan sekarang telah ditemukan di banyak tempat di dunia. Mereka dibawa oleh orang yang membelinya sebagai hewan peliharaan yang kemudian dilepaskan ke alam bebas ketika mereka telah memutuskan untuk tidak mau memeliharanya lagi. Dan ini menyebabkan masalah besar. Seperti yang terjadi di Eropa selatan, kura-kura ini berlomba untuk hidup dengan kura-kura asli Eropa yang akibatnya kura-kura asli Eropa terancam punah.UkuranDapat tumbuh sampai 30 cmKehidupanDi alam bebas, kura-kura ini dapat hidup sampat 20 tahun, tetapi dalam tangkaran beberapa jenis telah dilaporkan bisa hidup sampai 40 tahun.
Fisik

Berwarna hijau tua dengan garis garis kuning dan memiliki bercak merah pada setiap sisi di kepalanya. Kura-kura ini dapat mudah dibedakan oleh rahang bawah nya yang lebih bulat dibanding jenis pseudemys yang lebih kotak. Jari-jari kaki belakangnya dihubungkan oleh selaput seperti bebek karena mereka hewan air.
Membedakan jenis kelamin

Jantan memiliki cakar yang lebih panjang di kaki depannya. Kloaka pada betina lebih dekat ke tempurungnya daripada jantan.
Tempat tinggal

Kura-kura brazil adalah hewan air, maka dari itu anda perlu menaruhnya di aquarium yang nyaman yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhannya.
Jenis aquarium

Standar aquarium adalah solusi terbaik untuk kura-kura brazil, kalau anda tidak mau menyediakan kolam di luar. Salah aspek yang baik menggunakan aquarium gelas adalah anda dapat membersihkannya dengan seksama. Aquarium harus benar-benar bersih karena kesehatan kura-kura anda tergantung pada kebersihannya. Ingat, kura-kura brazil adalah binatang air dan mereka membuang kotoran padat dan cairnya ke dalam air, yang mana dapat menjadi sarang yang baik untuk kuman bakteri.
Tutup aquarium

Tutup aquarium banyak variasinya, beberapa ada yang berikut dengan lampunya. Akan tetapi faktor yang paling penting dari tutup aquarium ini adalah yang dapat membiarkan masuknya sinar alami dengan spektrum penuh. Jika bisa, usahakan mendapat sinar matahari langsung. Kebanyakan pemelihara kura-kura air menggunakan lampu berspektrum di atas aquarium. Tutup aquarium hanya dipakai jika aquarium diletakan di daerah yang sering terkena angin dan dingin cold drafts
Ukuran aquarium

Di tahun pertamanya, kura-kura brazil tumbuh sangat cepat dan yang dewasa dapat menjadi 10 inc. Ukuran aquarium anda tergantung pada ukuran kura-kura dan jumlah kura-kura yang anda miliki. Ingat, tambah besar aquariumnya, tambah baik untuk kura-kura anda. Untuk kura-kura dewasa berukuran 5 inch, aquarium 30 gal merupakan ukuran minimum yang dianjurkan. Isi dengan air yang cukup supaya dia dapat berbalik jika ia jatuh terbalik. Sekitar ¾ panjang kura-kura.
Filter

Ini sangat penting. Kesehatan kura-kura anda tergantung pada kwalitas air yang tersedia. Ingat kura-kura anda hidup dan bernafas pada air yang sama dimana mereka membuang kotorannya. Jadi jika airnya tidak bersih, mereka akan memiliki lebih banyak kuman di sekitar mereka dan kesempatan terkena penyakit juga bertambah. Dan jika anda memiliki filter yang baik, ini akan mengurangi beban anda, anda tidak perlu sering membersihkan sesering seperti tanpa filter. Kebanyakan permelihara kura-kura air menganjurkan filter tabung Fluval 403.
Pengahangatan dan suhu

Cara yang paling mudah menjaga suhu untuk tetap stabil adalah dengan menggunakan pemanas dalam air (submersible heater) yang bentuknya seperti tabung panjang berisi coated wire. Jenis heater ini sangat praktikal karena memiliki thermostat yang dapat anda set pada suhu yang perfed. Menjaga suhu antara 20 sampai 28 derajat C. Ini sangat penting karena suhu yang hangat membangkitkan sistem kekebalan tubuh pada kura-kura
Daerah berjemur

Anda perlu memberikan daerah di dalam aquarium anda dimana kura-kura dapat benar-benar menjadi kering berjemur di bawah sinar matahari atau lampu khusus reptil. Ini penting seperti yang telah dikatakan sebelumnya, kehangatan menimbulkan sistem kekebalan tubuh kura-kura anda. Dan juga karena kura-kura brazil mutlak membutuhkan sinar UV supaya dapat memproses makanannya dengan baik dan dapat menyerap nutrisi dari makanan.Dekorasi aquarium

Pastikan dekorasi yang anda tambahkan tidak membahayakan kura-kura anda. Jika anda hendak menambah tanaman, pilih tanaman yang tidak beracun bagi kura-kura karena mereka mungkin mencoba memakannya. Tanaman plastik juga tidak dianjurkan. Jika anda menambah batu-batuan, pastikan batunya tidak memiliki ujung yang tajam yang dapat menggores cangkang kura-kura. Jangan menggunakan pasir halus karena kemungkinan kura-kura juga memakan batu-batu kecil yang dapat menyebabkan beberapa komplikasi yang serius. (berhubungan dengan usus)Membersihkan aquarium.Jaga aquariumnya supaya rapi dan bersih. Jika anda tidak memiliki filter bersihkan setiap dua hari sekali. Jika kura-kura masih bayi dan tidak memiliki filter, bersihkan setiap hari. Jangan menggunakan produk yang abresif.
Pencahayaan dan Pemanas

Kura-kura brazil adalah hewan berdarah dingin yang artinya mereka tergantung pada suhu lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya sendiri. Inilah alasannya kenapa kura-kura di alam bebas akan menghabiskan waktunya berjemur berjam-jam dibawah sinar matahari. Kehangatan penting bagi kesehatan mereka. Matahari tidak hanya sebagai sumber panas bagi kura-kura tetapi juga sebagai sumber sinar berspektrum penuh dari infra merah ke ultraviolet yang bermanfaat bagi kura-kura.
Spektrum penuh matahari

Spektrum matahari terdiri dari sinar terlihat dan tidak terlihat. Sinar putih adalah sinar yang terlihat yang kita terima waktu semua spektrum sinar bercampur menjadi satu. Kita dapat membedakan setiap warna spektrum secara terpisah pada saat kita melihat pelangi. Sinar yang terlihat adalah antara dari sinar merah ke violet ungu. Pada saat kita melampaui sinar ini kita menghadapi sinar yang tidak terlihat – panas matahari dan ultraviolet. Kita dapat membedakan 3 grup sinar ultraviolet: UV-C, UV-B dan UV-A

UV-C: Sinar UV tipe C adalah sinar ultraviolet yang paling berbahaya karena mereka mengandung banyak energi dan panjang gelombangnya sangat pendek (dari 180 sampai 290 nm): mereka dapat menembus ke tissue cukup dalam. Terkena UV-C memiliki konsekwensi yang serius pada kesehatan hewan: kerusakan pada retina (kebutaan) yang tidak dapat diperbaiki, kanker kulit, dsb. Di alam, sinar UV-C disaring oleh lapisan ozon.



UV-B: Mereka berada diantara 290 dan 320 nm. UV-B adalah sinar yang bertanggung jawab atas melepuhnya pada kulit manusia waktu terkena sinar terjadi. Untuk reptil sangat penting, khususnya kura-kura karena membutuhkan sinar ini untuk sintesa. Banyak penelitian telah membuktikan pemberian tambahan vitamin D3 tidak diperlukan dalam makanan jika pemberian sinar UV-B diberikan setiap hari. Kami mengingatkan bahwa vitamin D3 penting untuk memperbaiki kalsium pada tulang maka dari itu mereka penting untuk pembentukan tulang yang dan termpurung kura-kura. Lapisan gelas tidak boleh dipasang antara daerah berjemur dan sinar berspektrum penuh karena gelas menyaring sinar UV-B.

UV-A: Mereka berada di gelombang yang tidak terlihat oleh mata dari 320 sampai 400 nm. Meskipun mereka mengandung sedikit energi daripada sinar UV-B dan UV-C, sinar UV-A juga menyebabkan sunburn/melepuh pada manusia jika terkena cukup lama. Bagi kura-kura sinar UV-A terlihat bagi mereka. Banyak reptil termasuk kura-kura menggunakan sinar UV-A untuk mengenali makanan atau mengenali pasangan yang cocok. Maka dari itu, berjemur dibawah sinar UV-A sangat bermanfaat bagi kehidupan mereka.
Pentingnya pencahayaan buatan

Anda memelihara kura-kura di lingkungan yang bukan habitat aslinya maka sangat penting untuk menyediakan sumber cahaya yang mendekati dengan cahaya alami. Kura-kura memerlukan sistem pencahayaan yang dapat menghasilkan panas, berspektrum penuh dan mengandung sinar UVA dan sinar UVB. Kura-kura memerlukan sistem pencahayaan yang akan menjaga siklus siang malam dan membantu mereka memproses nutrisi dari makanan yang anda sediakan.
Sumber panas

Maksudnya disini adalah bukan mengganti pemanas yang ada didalam air tetapi menyediakan panas di daerah berjemurnya dan menghangatkan lingkungannya. Mayoritas lampu pijar (inkandesen) atau lampu halogen menghasilkan panas. Kami melihat ada lampu spot infra merah di toko-toko tetapi saya pribadi tidak menganjurkan mereka untuk kura-kura: Mereka tidak memberi manfaat tambahan sebagai lampu spot dan warnanya tidak alami. Lebih baik menggunakan lampu spot biasa atau yang lebih bagus lagi lampu spot yang dirancang khusus untuk reptil (lampu neodymium).
Lampu fluoresen berspektrum penuh dan lampu komplemen UVA/UVB

Di toko anda mungkin menjual bermacam-macam lampu berspektrum penuh yang khusus dirancang untuk reptil. Kebanyakan pemelihara kura-kura menganjurkan produk seperti reptisun, reptistar, namiba yang menghasilkan sinar UVB 5 % dan UVA 30 % selain menghasilkan sinar berspektrum penuh. Pergantian lampu dianjurkan setiap tahun sekali karena UVB dan UVA yang dihasilkan berkurang. Membuat daerah yang kering juga diperlukan supaya kura-kura anda dapat keluar dari air dan berjemur. Perlu diingat bahwa lampu fluoresen tidak menghasilkan panas. Supaya kura-kura anda berjemur, anda perlu menyediakan lampu spot untuk menghangatkan daerah jemurnya. Karena suhu hangatlah yang membuat kura-kura keluar dari air untuk berjemur.
Lampu self-ballast mercury vapor

Lampu sering dilewatkan karena harganya yang mahal, tetapi mereka merupakan pilihan yang terbaik untuk aqua-terarium yang besar. Tidak saja lampu ini bisa menjadi sumber panas, mereka juga memberikan UVB dan UVA yang bermanfaat. Daya tahannyapun lebih lama dibanding sumber lampu lainnya. Mereka benar-benar dirancang untuk aquarium yang lebih besar karena mereka hanya tersedia pada watt 100 W dan 160 W. Hati-hati dalam pemasangannya karena lampu sangat powerful dan menyediakan panas dan sinar UVA dan sinar UVB yang cukup banyak, mereka bisa berbahaya jika tidak dipakai dengan benar.Lampu hitamLampu ini memancarkan sinar ungu gelap dan mungkin anda telah melihat lampu ini sering dipakai untuk tanaman. Meskipun demikian saya pribadi tidak menganjurkan lampu ini untuk kura-kura karena dalam tes uji, lampu ini memperlihatkan bahwa manfaatnya hanya sedikit untuk kura-kura dan ada beberapa kasus yang dilaporkan bahwa kura-kura menjadi buta oleh sinar ini dalam jangka waktu yang singkat.
Masa pencahayaan

Maksudnya adalah hanya mengatur lamanya lampu menyala atau mati. Jika anda mau membuat kura-kura anda berhibernasi anda harus memiripkan ke musim alaminya. Contohnya: menyediakan pencahayaan lebih banyak di musim panas karena di musim inilah sinar matahari bersinar lebih lama. Anda dapat menggunakan timer untuk menyalakan atau mematikan lampu lainnya dan membuat kondisi lampu yang alami. Contohnya menyalakan lampu berspektrum penuh selama 8-10 jam dan di timer lainnya menyalakan lampu spot selama 6 jam untuk menyamakan jam-jam terhangat dalam sehari.

Budidaya Ikan Mas Koki Mutiara

IKAN koki mutiara merupakan jenis ikan mas yang mempunyai tubuh bulat dengan kepala kecil dan ekor lebar. Ikan ini berasal dari daratan China, namun di Indonesia sudah lama dapat dibudidayakan. Pemasaran ikan ini selain di dalam negeri juga merupakan jenis ikan yang dieksport dan harganyapun cukup tinggi.Untuk pemijahannya, pemilihan induk harus benarbenar baik. Induk yang baik untuk dipijahkan sudah berumur + 8 bulan, dengan ukuran minimum sebesar telur itik. Selain itu pilih induk yang berkepala kecil dengan tubuh bulat, sisik utuh dan tersusun rapih. Jika ikan sedang bergerak, ekor dan sirip akan kelihatan tegak. Dan untuk mendapatkan keturunan yang berwarna, maka calon induk yang akan dipijahkan berwarna polos. Gunakan induk jantan berwarna putih dan betina berwarna hitam atau hijau lumut atau sebaliknya.Sebaiknya sebelum melakukan pemijahan, terlebih dahulu kita harus menyeleksi jantan dan betina. Untuk perbedaan jantan dan betina: Induk Jantan; a. Pada sirip dada terdapat bintikbintik bulat menonjol dan jika diraba terasa kasar. b. Induk yang telah matang jika diurut pelan ke arah lubang genital akan keluar cairan berwarna putih

Induk Betina; a. Pada sirip dada terdapat bintikbintik dan terasa halus jika diraba. b. Jika diurut, keluar cairan kuning bening. Pada induk yang telah matang, perut terasa lembek dan lubang genital kemerahmerahan.

Selanjutnya sebelum melakukan pemijahan sebaiknnya dilakukan pembersihan bak/aquarium. Apabila telah bersih diisi dengan air yang telah diendapkan + 24 jam, kemudian letakkan eceng gondok untuk melekatkan telurnya. Kemudian pilihlah induk yang telah matang telur, masukkan ke dalam bak pada sore hari. Bila pemilihan induk dilakukan dengan cermat, biasanya keesokan harinya telur sudah menempel pada akar eceng gondok. Karena telur tidak perlu dierami, induk dapat segera dipindahkan ke kolam penampungan induk, untuk menunggu sampai saat pemijahan berikutnya. Jika perawatannya baik, maka 3 4 minggu kemudian induk sudah dapat dipijahkan kembali.

Setelah 2 3 hari telur akan menetas, sampai berumur 2 ~ 3 hari benih belum diberi makan, karena masih mempunyai persediaan makanan pada yolk sacnya (kuning telur). Pada hari ke 3 4 benih sudah dapat diberi makanan kutu air yang telah disaring. Setelah berumur + 15 hari benih mulai dicoba diberi cacing rambut di samping masih diberi kutu air, sampai benih keseluruhannya mampu memakan cacing rambut, baru pemberian kutu air dihentikan.

Untuk telur yang ditetaskan di aquarium maka sebaiknya setelah benih berumur + 1 minggu dipindahkan ke bak/kolam yang lebih luas. Ketinggian air dalam bak 10 15 cm dengan pergantian air 5 7 hari sekali. Setiap pergantian air gunakan air yang telah diendapkan lebih dahulu. Untuk menghindari sinar matahari yang terlalu terik diperlukan beberapa tanaman pelindung berupa eceng gondok.

Selanjutnya pembesaran ikan dilakukan setelah benih berumur lebih dari 1 bulan sampai induk. Jenis koki mutiara ini memerlukan banyak sinar matahari, untuk itu tanaman eceng gondok dapat dikurangi atau dihilangi. Untuk tahap pertama pembesaran dapat ditebar + 1.000 ekor ikan dalam bak berukuran 1,5 x 2 m. Kemudian penjarangan dapat dilakukan setiap 2 minggu dengan dibagi 2.

Selain itu yang perlu diperhatikan adalah pergantian air dapat dilakukan 3 5 hari sekali, juga dengan air yang telah diendapkan. Begitu juga dengan makanan yang diberikan berupa cacing rambut. Makanan diberikan pada pagi hari secara adlibitum (secukupnya). Jika pada sore hari makanan masih tersisa, segera diangkat/dibersihkan.

Setelah berumur 4 bulan ikan sudah merupakan calon induk. Untuk itu jantan dan betina segera dipisahkan sampai berumur 8 bulan yang telah siap dipijahkan. Untuk induk ikan sebaiknya makanan yang diberikan yaitu berupa jentik nyamuk (cuk). Sepasang induk dapat menghasilkan telur 2.000 s/d 3.000 butir untuk sekali pemijahan.

Ikan mas koki mutiara mempunyai nilai ekonomis tinggi. Untuk benih berumur 1 bulan harganya berkisar Rp. 30, s/d Rp. 50, sedangkan sepasang induk berkisar Rp. 5.000, s/d 10.000,. Dengan cara pemeliharaan yang tepat disertai ketekunan dapat diharapkan penghasilan yang lumayan.

CUPANG HIAS (Betta Splendens)


Cupang atau keluarga Betta merupakan golongan anabantoid, yaitu golongan ikan yang dapat bernapas dengan mengambil udara langsung dari atmosfer. Hal ini dimungkinkan karena ikan ini memiliki perangkat tambahan pada insangnya, berupa labirin (Gambar 1.) yang berfungsi sebagai paru-paru.
  
Insangnya sendiri tidak berkembang dengan baik sehingga mereka tidak mampu mengambil oksigen dari air.

Di alam, mereka kerap dijumpai pada genangan-genangan air dangkal berlumpur dengan kadar okigen terlarut sangat rendah. Mereka juga sering dijumpai pada areal persawahan atau lokasi-lokasi lain yang mirip keadaannya dengan itu. Dalam pemeliharaan, dianjurkan agar udara diatas akuarium bersuhu kurang lebih sama dengan suhu air untuk menghindari ikan yang bersangkutan sakit.
 
Keluarga cupang mempunyai bentuk morfologi tubuh yang khas. Gambar 2 menunjukkan morfologi umum keluarga ikan ini. Berbagai variasi bisa terjadi; bahkan pada beberapa varietas cupang hias morfologinya sering tampak berbeda cukup jauh dari morfologi dasarnya, terutama dalam hal tampilan sirip-siripnya.

Budidaya Ikan BLACK GHOST(Apteronotus albifrons)


I. PENDAHULUAN
Ikan Black Ghost (Apteronotus albofrons), berasal dari sungai Amazone, Brazil, Amerika Selatan. Ikan ini dikenal juga dengan sebutan ikan setan (ikan hantu), namun julukan ini sebenarnya kurang tepat, karena penampilan ikan hias ini tidak menakutkan, tetapi justru mempesona penggemarnya.
Jenis ikan hias Black Ghost saat ini banyak dibudidayakan oleh petani ikan hias di DKI Jakarta. Sedangkan pemasaran ikan ini selain di dalam negeri juga merupakan jenis ikan yang diekspor dan harganyapun cukup tinggi.

II. PEMIJAHAN
Pemilihan Induk.Induk yang baik untuk dipijahkan adalah ikan yang sehat dan sudah dewasa, berumur kurang lebih 1,5 tahun dengan ukuran panjang badan antara 7 - 8 inchi (20 - 30 cm).- Induk yang sehat dapat ditandai dengan warna tubuh yang cerah, bersih, tidak cacat serta gerakannya lincah (aktif).
Perbedaan Jantan dan betina.Induk betinaIkan betina mempunyai dagu pendek, badannya gemuk dan lebih besar dengan ukurannya lebih pendek daripada ikan jantan.Induk JantanIkan Jantan mempunyai dagu panjang dan rata (lurus) dengan badan panjang dan lurus.
Cara PemijahanPemijahan dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu :

a. Set Pasang.
Pemijahan dengan cara set pasang dilakukan di akuarium ukuran 100 x 50 x 40 Cm dapat diisi dengan 7 ekor induk dengan perbandingan 3 induk jantan dan 4 ekor induk betina.

b. Set Massal.
Pada pemijahan set massal, black ghost dipijahkan dalam kolam atau bak fiber glass dengan ukuran panjang 2,5 x 1,5 x 0,5 m. Ke dalam kolam atau bak fiber tersebut dapat diisi 20 ekor induk black ghost dengan perbandingan 8 induk jantan dan 12 induk betina.pH air yang ideal untuk pemijahan ikan adalah sekitar 6,6 tetapi ikan ini akan berkembang dengan baik pada pH 6 - 7.

c. Perlengkapan untuk pemijahan.
Tempat persembunyianTempat persembunyian merupakan salah satu perlengkapan penting yang dibutuhkan dalam pemijahan ikan black ghost. Hal ini berkaitan dengan kebiasaan ikan black ghost yang menyukai suasana gelap. Sebaliknya balck ghost akan keluar dari tempat persembunyian. Ukuran tempat persembunyian disesuaikan dengan ukuran induk black ghost. Jenisnya dapat berupa pipa pralon, batu bata, atau genteng.
AeratorPenggunaan aerator adalah untuk menambah ketersediaan oksigen di dalam air.
Tempat untuk bertelur.Untuk tempat bertelur dapat digunakan bahan pakis atau ijuk yang telah ditata rapi.

d. Perawatan induk yang dipijahkan.
Suhu air selama masa pemijahan harus selalu dipertahankan yaitu berkisar anatara 26 sampai dengan 28 derajat Celcius dengan kisaran pH antara 6 - 7.
Jenis pakan untuk induk black ghost, yaitu cacing darah (blood worm) dan jentik nyamuk (larva nyamuk).
Cacing darah dapat diberikan dalam keadaan hidup atau beku. Sementara pemberian jentik nyamuk berfungsi untuk mempercepat penuaan sel telur. Saat proses pemijahan sebaiknya black ghost jangan diberikan cacing sutera karena kadar lemaknya yang tinggi. Jumlah pakan yang diberikan 3 - 4 %.
Penggantian air akuarium/bak pemijahan dilakukan dengan cara disipon/disedot sebanyak 1/3 bagian dari jumlah air keseluruhan.

III. PEMINDAHAN TELUR
Bersamaan dengan dimulainya kegiatan pembenihan maka perlu disiapkan akuarium untuk menampung akar pakis yang telah berisi telur.
Pengambilan pakis yang berisi telur dari kolam pemijahan dilakukan pada pagi hari setelah pada malam harinya induk jantan dan betina mengeluarkan sperma dan telurnya.

IV. PEMELIHARAAN BENIH
Dalam waktu 3-4 hari telur black ghost akan menetas. Telur yang tidak menetas atau membusuk sebaiknya segera disipon atau dibuang agar tidak mengganggu kelangsungan hidup ikan yang baru menetas.

Anak black ghost yang baru menetas mula-mula berwarna putih dan seperti lendir. Dengan bertambahnya umur aanak black ghost akan berubah warna dari putih menjadi hitam. Perubahan warna ini juga diikuti dengan menghilangnya lendir dari tubuhnya.
Setelah berumur satu minggu, anak black ghost telah berwarna hitam.
Anak black ghost yang masih berukuran kecil diberi pakan kutu air atau artemia.

V. PEMBESARAN
Untuk pembesaran dapat dilakukan di aquarium ukuran 100 x 35 x 50 cm dan dapat diisi anak black ghost yang baru menetas 3-4 hari sebanyak 200 - 250 ekor.
Air yang digunakan sebaiknya air yang telah diendapkan selama sehari semalam.

Kualitas air selama pembesaran harus diperhatikan seperti halnya pada saat pemijahan.
Pada akuarium pembesaran diberikan perlengkapan aerator dan tempat persembunyian.
Dari usaha pembesaran, black ghost biasanya dipanen saat mencapai 2-3 inchi.

Sejarah Singkat diskus

Sebutan Discus bagi ikan ini mengacu pada bentuk tubuhnya yang menyerupai lempengan piring (disk) yang berdiri tegak. Discus termasuk dalam famili Cichlidae, dan tergolong dalam genus Symphysodon. Symphysodon berarti "memiliki gigi pada bagian tengah rahang".
Discus yang pertama kali dikenal adalah Symphysodon discus heckel. Deskripsinya ditulis oleh Heckel pada tahun 1840. Jenis ini dikenal sebagai "Discus Sejati". Discus Heckel berbeda dengan Discus lainnya. Jenis ini memiliki tiga garis vertikal yang lebih jelas,yaitu baris pertama yang melewati kepala, baris kelima yang melewati bagian tengah tubuh, dan garis ke sembilan atau garis ekor. Selain itu S. discus diselimuti oleh marking biru bergelombang pada bagian samping tubuhnya. S.discus berasal dari Rio Negro dan anak-anak sungainya.

Symphysodon aequifasciata aequifasciata, dikenal sebagai Discus Hijau,dideskripsikan pertama kali oleh Pellegrin pada tahun 1904. Ikan ini merupakan jenis Discus kedua yang "ditemukan". Mereka ditemukan di Danau Tefe dan Peruvian Amazonia. Selama tigapuluh tahun kemudian ikan ini terlupakan dan baru dikenal oleh para hobiis setelah diperkenalkan pada sekitar petengahan tahun 1930-an.

Diawal sejarah pembudidayaannya, pengembangbiakan Discus pada awalnya mengacu pada Angel Fish (P. scalare) karena kesamaan dan dekatnya hubungan kedua ikan tersebut, yaitu dengan cara memindahkan telur, menetaskan mereka dalam tempat terpisah kemudian membesarkan burayaknya. Akan tetapi asumsi ini tidak berlaku. karena Discus ternyata diketahui memiliki cara perkembanganbiakkan yang khusus. Pembudidayaan Discus baru "berhasil" pada akhir tahun 1950-an yaitu pada "jaman" Jack Wattley di Amerika dan Eduard Schmidt-Focke di Jerman yang merintis usaha awal pembudidayaan ikan ini.

Pada tahun inilah Discus mulai "ramai" dibicarakan oleh perintis-perintis awal hobiis discus kawakan seperti, selain kedua disebutkan sebelumnya, adalah: Harald Schlutz, Herbet R. Axelrod, Herbet Haertel dll. Pada masa ini tidak jarang ditemukan orang yang frustrasi karena gagal dalam mencoba membudidayakan Dscus, beberapa orang dilaporkan pernah melakukan percobaan bunuh diri, lainnya harus dirawat dibawah pengawasan psiktiater, dan ada pula yang "menghilang". Beberapa orang mengorbankan kolam renangnya sebagai cadangan air bagi discus-nya, yang lain harus merelakan "bath-tube"nya untuk kelangsungah hidup ikan tersebut, dan lain sebagainya. Perjalanan untuk mendapatkan discus di habitat aselinyanyapun, di Amazon, bukan merupakan pekerjaan yang mudah.

Pada tahun 1960, Schultz mendeskripsikan dua sub-spesies Discus lainnya, yaitu: Symphysodon aequifasciata ; S. aequifasciata axelrodi, Discus Coklat dari Belem , dan S. aequifasciata haraldi, Discus Biru, yang ditemukan di dekat Manaus, Brazil. Pengkelasan ini sempat mengundang kontroversi, karena para ahli taksonomi hanya mengakui satu spesies saja, sedang yang dianggap sebagai sub spesies hanyalah disebabkan oleh variasi perbedaan warna yang bersifat regional.

Pada 30 tahun terakhir, berbagai strain Discus telah "dibuat" melalui seleksi di Jerman, Amerika dan Jepang. Disusul kemudian oleh negara-negara lain termasuk Indonesia. Saat ini, berbagai strain Discus dapat ditemui di pasaran dengan harga beragam tergantung pada strain yang bersangkutan.

Arwana Unik


Ikan kelainan tidak selalu disortir. Buktinya ikan arowana. Siluk cacat yang langka justru kerap dihargai sangat mahal. Keberadaanyapun banyak diincar kolektor.
Arowana memang jenis ikan dengan harga jual selangit. Seekor bayi arowana super red seukuran buah pisang harganya sama dengan motor baru. Harga ini akan semakin melambung tinggi jika arowana memiliki keunikan dan tidak dimiliki oleh arowana jenis lain. Kondisi fisik seperti ini sebenarnya adalah cacat. Namun berkat cacat yang disandang tersebut arowana bisa tampil unik dan langka.

Kelainan bentuk tubuh.
Beberapa keunikan pendongkrak harga arowana diantaranya yaitu Ie thiaw lung alias sisik naga. Jenis arowana seperti ini memiliki sisik di punggung yang lurus tidak terputus dari kepala sampai pangkal ekor. Arowana seperti ini dipercaya bisa mengundang hoki alias keberuntungan bagi pemiliknya.

Kondisi fisik lain yang juga membuat arowana menjadi langka dan unik adalah bentuk badannya yang melengkung menyerupai sendok. Arowana ini memiliki pustur punggung melengkung. Sehingga bagian kepalanya lebih rendah bila dibandingka dengan posisi punggungnya.

Arowana bertubuh nyendok itu bukan arowana bungkuk. Lengkungan di punggung arowana sendok tidak setegas lengkungan punggung arowana bungkuk. Biasanya punggung arowanan sendok melengkung secara pelan dari setengah badan sampai ke bagian ujung kepala.

Arowana parrot termasuk salah satu jenis arowana unik. Sama seperti jenis arowana sendok. Bagian kepala arowana parrot melengkung ke arah bawah. Hanya saja, bagian lengkungan parrot lebih tajam bila dibandingkan dengan punggung arowana sendok. Lengkungan yang tegas tersebut berbentuk menyerupai paruh burung pakit. Keluarga burung parrot. Sepintas, bagian melengkung tadi nampak menonjol seperti punuk sapi.

Ukuran panjang sirip yang tidak sewajarnya juga membuat tampilan arowana menjadi unik dan cantik. “Arowana Super Red Gondrong” demikianlah Edo peternak arowana yang tinggal di Jakarta memberi julukan ikan kebanggaannya itu. Arowana ini memiliki sirip-sirip menjuntai panjang. Berwarna merah pekat. Sehingga ketika berenang, sirip-sirip itu menyerupai selendang.

Arowana gondrong ini cenderung memiliki sisik di badan tidak terlalu merah layaknya jenis arowana super red yang normal. Hanya saja warna selendangnya memang boleh dikatakan sangat pekat. Berwarna merah agak keunguan. Arowana gondrong tersebut diperoleh ketika Edo melakukan panen di kolamnya yang berlokasi di Kalimantan.

Warna sisik langka

Warna yang tidak lazim juga bisa memberikan keunikan bagi arowana. Sebagai contoh adalah arowana puple red. Sebenarnya ikan ini masih termasuk varietas arowana super red. Keberadaannya sangat langka. Arowana seperti ini memiliki warna sisik merah tua dengan bagian tengahnya berwarna keungguan.

Warna langka lain yang juga tak kalah unik adalah jenis arowana platinum. Dijuluki platinum lantaran memiliki badan dengan warna putih bersih keperakan menyerupai emas putih alias platina. Dalam kondisi lingkungan tertentu arowana super red bis menjilma menjadi arowana bersisik platinum. Jadi, arowana seperti ini bisa dimanipulasi.

Menurut penuturan Hans T. Winata, pehobi ikan arowana dari Bandung, arowana platinum bisa dihasilkan dengan jalan memanipulasi GH air dalam akuarium menjadi lebih tinggi dari kondisi standar yang diinginkan oleh arowana. Derajat GH tesebut berkisar antara 5 – 3. Arowana seperti ini akan memiliki ring yang lebar-lebar. Warnanya cenderung pucat keputihan.

Namun demikian, kondisis seperti di atas tidak bersifat permanen. Warna perak atau platinum yang permanen cuma dimiliki arowana yang sejak dilahirkan memang membawa sifat atau gen perak. Selain itu, arowana platinum yang dimanipulasi masih menyisakan sedikit warna merah di setiap tepi siripnya. Sedangkan arowana platinum yang sejati warna siripnya putih bersih. Hanya saja, perlakuan GH seperti ini akan mengakibatkan arowana mengalami gangguan organ reproduksi. Jadi disarankan hanya dilakukan untuk pehobi saja. Bukan untuk tujuan budidaya.

Arowana platinum bukan arowana silver. Arowana platinum termasuk dalam keluarga Scleropages. Sedangkan arowana silver termasuk kedalam keluarga Osteoglossum. Bentuk badanyapun berbeda. Arowana platinum memiliki tubuh tebal. Sirip punggung dan siri perut terpisah dari sirip ekor. Sedangkan arowana silver bentuk badannya lebih tipis. Sirip punggung dan sirip perut nyambung dengan sirip ekor.

Meski unik dan harganya selangit, arowana-arowana tersebut butuh perawatan yang tidak berbeda dengan jenis arowana yang biasa-biasa saja. Hanya saja, kualitas air harus benar-benar bermutu tinggi. Anda bisa menyuguhkan menu layaknya arowana lain. Semisal ikan mas kecil, lele, kelabang, udang dan jangkerik.

Khusus untu arowana unik bersirip gondrong butuh perawatan yang ekstra. Masaahnya,siripnya yang panjang itu sangat rawan sobek dan terjangkit penyakit. Semisal fin root. Penyakit seperti itu bisa diatasi dengan jalan menjaga keseimbangan pH air dan kebersihan air dalam akuarium. Arowana bisa hidup sehat bila dipelihara di dalam air berkisaran pH 6 – 6,5.

Tips Bila listrik Mati
Sistim filterisasi yang macet akibat listrik padam dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan kandungan Nitrat dalam akuatrium berjibun. Akibatnya aro bisa mati lemas karena menghirup zat beracun itu.

Hal seperti itu bisa diatasi dengan jalan mengganti air setiap 6 jam sekali. Setengah dari volume air di dalam akuarium diganti dengan air baru. Selama mengganti disarankan juga melakukan penyifonan kotoran dalam akuarium. Sebaiknya dihindari jenis pakan hidup yang mudah mati. Semisal ikan dan udang. Pakan seperti itu juga akan menghabiskan cadangan oksigen terlarut dalam akuarium.

Ikan Berkepala Buaya (Aligator) Berbahaya

Pakar perikanan dari Fakultas Ilmu Perikanan dan Ilmu Kelautan (FIPIK), Sulistiono, yang telah melakukan penelitian singkat terhadap ikan hasil temuan masyarakat Kampung Cangkurawok, Bogor, Jawa Barat mengatakan bahwa ikan berkepala buaya tersebut bukanlah hasil gabungan ikan dan buaya.
Ikan bernama latin Lepisus Peus ini memiliki habitat di sungai-sungai besar di Amerika Tengah dan Selatan.
"Ikan ini tergolong omnivora, cenderung karnivora. Dia banyak memakan ikan-ikan lain. Oleh karena itu sangat berbahaya bagi anak-anak kecil," ujar Sulistiono saat dihubungi detikcom melalui sambungan telepon, Kamis (24/2/2005).

Bahkan tak hanya sampai di situ saja, telur ikan ini juga beracun. "Jika terkena mungkin akan gatal-gatal, dan bila dikonsumsi bisa mengakibakan kejang-kejang," jelasnya.
Ikan ini biasanya bertelur sekitar bulan April - Juni. Ikan langka di Indonesia ini bisa mencapai ukuran 2 - 3 m dan berbobot 100 kg lebih. "Dengan ukuran demikian, bisa membahayakan. Bisa habis ikan-kan di Indonesia," ujarnya.

Oleh karena itu, seharusnya Indonesia memiliki aturan perundang-undangan tentang jenis ikan apa saja yang boleh diimpor. Hal ini terutama karena ikan berkepala buaya ini memiliki kemampuan berenang melawan arus. "Bisa jadi yang mengkoleksinya berada di Jakarta, dan dia tidak tahu kalau ikannya lepas ke sungai," imbuh Sulistiono.

Ikan berkepala buaya ini memang cantik untuk dikoleksi. "Saya pernah melihatnya sewaktu saya berada di Tokyo," aku pakar dari IPB tersebut. Warnanya yang coklat kehitaman mengkilat memang menarik, tetapi tetap memiliki potensi yang membahayakan.

IPB sampai sekarang masih memperbolehkan masyarakat merawat ikan tersebut. "Nanti kita akan ambil untuk diteliti," kata Dr. Sulistiano. Tidak ada rencana untuk membentuk tim khusus untuk meneliti ikan ini, karena sebenarnya ikan ini bukanlah ikan spesies baru. "Hanya teman-teman di fakultas saja yang merasa tertarik (untuk melakukan penelitian)."

Budidaya Ikan Guppy


Guppy awalnya hidup di rawa air payau. Ikan ini berkembang biak dengan cara beranak sehingga pemijahannya tergolong mudah. Induk jantan mempunyai warna yang cerah, tubuh yang ramping, sirip punggung yang lebih panjang, mempunyai gondopodium (berupa tonjolan memanjang di belakang sirip perut) yang merupakan modifikasi sirip anal berupa

sirip panjang. Untuk indukan betina mempunyai tubuh gemuk, warna yang kurang cerah, sirip punggung kecil, sirip perut berupa sirip yang halus.

Selain warna, bentuk dasar ekor ikan guppy juga bervariasi. Guppy dibagi berdasarkan bentuk ekornya yaitu wide tail (ekor lebar), sword tail (ekor panjang), dan short tail (ekor pendek). Tiap varietas mempunyai 4

macam bentuk ekor. Varietas terbaru yaitu Ribbon/Swallow. Ini merupakan varietas baru dari berbagai persilangan menyebabkan mutasi gen merupakan hasil dari kawin silang dari berbagai jenis ikan ini.

Guppy berkembang biak dengan cara beranak. Anak guppy yang baru lahir sudah langsung dapat berenang dengan baik. Hal ini terjadi karena proses pembuahan guppy secara internal yaitu perkawinan terjadi pada saat organ gondopodium yang terletak pada sirip anal dimasukkan ke dalam organ telur betina.

Guppy jantan yang akan mengejar betina siap kawin. Setiap kali perkawinan dapat dijadikan 3 kali kelahiran. Waktu kelahiran berkisar 3 minggu dan seekor betina dapat menghasilkan 60 ekor burayak.

Dengan memahami proses pembuahan sampai dengan kelahiran ikan guppy maka perlu dipakai suatu metode agar perkawinan guppy dengan mudah dapat diatur dan dikendalikan sesuai dengan keinginan kita. Kelemahan dari pembudidayaan guppy adalah ketidaktelitian terutama yang menggunakan sistem kawin masal. Teknik yang digunakan dalam menghasilkan strain guppy yang unggul dalam dengan menghasilkan F4 atau biasa juga disebut dengan sistem line.

Untuk mencari guppy yang bagus biasanya dapat dicari dengan betina yang mempunyai bentuk ekor yang bagus. Sedangkan untuk jantan biasanya dicari warna yang paling cerah juga dominan. Untuk guppy Ribbon, betina Ribbon sangat dominan, sedangkan untuk jantan tetap jantan normal, sehingga untuk mendapatkan guppy Ribbon jantan yang bagus masih diperlukan

jantan normal. Sehingga untuk guppy ini bisa dijual per trio.

Cara Mengatasi Penyakit

PENYAKIT yang umum menimpa guppy adalah jamur. Perlu dipahami jamur tumbuh dengan cara yang berbeda dari bakteri. Jamur tumbuh dengan spora dan selalu tumbuh dengan kondisi tertentu. Mereka berkembang mempunyai siklus tertentu berupa spora

kemudian berubah menjadi organisme yang disebut miselium.

Jamur ini dapat berkembang biak sangat cepat, berbentuk seperti benang/ulir dan membentuk jaringan-jaringan seperti lapisan yang tipis. Sedangkan bakteri yang biasa menyerang guppy adalah mycobacterium piscium, juga beberapa penyebab lainnya.

Perlu diperhatikan untuk melakukan pengobatan secara efektif harus melakukan diagnosa yang akurat, sehingga dapat mengatasi penyakit yang timbul. Penyakit yang umum menyerang ikan guppy adalah :

a. Saprolegnia.

Ciri-ciri ikan yang terserang adalah bercak-bercak putih pada kulit ikan. Perawatannya teteskan alkohol metapen dalam

tempat sebanyak 2 tetes dalam satu galon air/4 1,12) liter air. Langkah selanjutnya berikan garam dan biarkan beberapa saat.

Berikan hydrogen peroksida untuk membunuh bakteri yang melekat pada jaring ikan selama 15 sampai 30 detik. Atau bisa juga digunakan malachite green atau methyline blue atau acriflavin sebagai disinfektan. Cara perawatan ikan yang terkena infeksi bakteri sebaiknya diberi tambahan ruang sebelum mengobati.

b. Penyakit Bengkak atau Bloat

Ikan tampak gelisah, badan tampak lebih besar karena kembung. Ini disebabkan karena peradangan usus ikan. Isolasi ikan yang terkena, lalu masukkan ke dalam satu galon air yang telah dibubuhi 2 sendok penuh garam Inggris. Biarkan selama 4 atau 6 jam, kemudian tambahkan air selama 12 jam. Setelah sembuh dapat dikembalikan ke tempat asal.

c. Jamur Mulut

Ciri ikan yang terkena jamur mulut mudah dilihat dari warna putih yang terletak di depan mulutnya. Jamur putih tersebut

merupakan koloni sangat besar yang menempel pada mulut ikan, sehingga menutup mulut ikan sampai tidak bisa bernapas dan makan dapat menyebabkan ikan mati. Pengobatan menggunakan aureomycin 25 mg untuk 1 galon air tambahkan 1 tetes obat merah dan metopen 2 tetes.

d. Penyakit Insang

Ciri ikan yang terkena peradangan insang biasanya disebabkan oleh organisme virus. Ciri pada penyakit ini insang membuka, malas makan dan selalu di atas permukaan air. Penyakit ini disebabkan oleh beberapa bakteri dan jamur dan paling sulit untuk diatasi.

Ciri ikan ini jika mati insangnya tampak memerah dan membusuk lebih cepat dari badannya. Beberapa cara yang sudah berhasil dilakukan adalah dengan memberikan metapen mercurochrome direndam beberapa saat secara bersamaan kemudian lakukan perawatan dengan menggunakan air garam dan memberikan tempat yang lebih besar dan luas.

e. Penyakit Kembung

Ciri-ciri ikan yang terkena peradangan perut antara lain ikan tampak sulit berenang ke dasar. Cara mengatasinya berikan 1 sendok teh garam Inggris tiap 1/2 liter air, dan rendam ikan selama 3 sampai 4 jam, kemudian pindahkan ikan ke dalam tempat yang ketinggian airnya 3 kali tinggi badan ikan. Masih ada beberapa penyakit yang sudah umum diketahui, misalnya kutu atau jarum.
(Sri Mulyadi, Ir Wantoro/)

STURISOMA

Sturisoma Panamense mempunyai beberapa nama umum seperti Twig / Whiptail Catfish, Regal / Royal Farlowella Catfish / Whiptail. Bentuk tubuhnya cukup unik, dengan moncong yang meruncing, bentuk tubuh yang panjang dan ekor yang mempunyai cagak yang panjang pula. Ikan ini termasuk jenis mulut penghisap karena mempunyai bentuk mulut seperti penghisap. Seperti jenis mulut penghisap lainnya, Sturisoma ini adalah herbivora yang suka memakan lumut dan tanaman air. Ikan ini menyukai lingkungan yang bertanaman dan berkayu diselingi dengan bebatuan.
Kondisi air harus terawat, bersih dan jernih dengan filtrasi yang baik, karena Sturisoma ini sensitif dengan kondisi air tempat tinggalnya. Karena Sturisoma memiliki bagian tubuh panjang dengan ekor yang panjang, maka dalam penataan dekor (tanaman, kayu, batu) diberikan ruang yang cukup untuknya berdiam diri, baik didasar maupun dikayu (kayu dengan permukaan lebar). Ikan ini akan berkompetisi dengan ikan lainnya (bahkan terhadap jenisnya sendiri) dalam hal memperebutkan makanan dengan cara menggerakkan bagian tubuhnya menyamping atau dengan menggerakkan bagian tubuh belakangnya seperti pecut. Sturisoma hidup berkelompok, walaupun sifat sosial antar sesama jenisnya kurang baik. Sturisoma jantan memiliki rambut yang menyerupai rumput pada sisi kanan dan kiri bagian kepalanya, sedangkan betinanya tidak. Tetapi hal ini baru dapat terlihat apabila sudah berukuran cukup besar, kurang lebih 12 cm (dari ujung ekor sampai kepala).                                          Apabila ingin dipelihara dengan ikan lain, sebaiknya tidak dipelihara dengan ikan yang suka menggigit sirip ikan lainnya.

Palmas(Polypterus palmas )

Palmas merupakan ikan yang tergolong dalam Family Polypteridae (Bichir), artinya ikan bersirip banyak. Ikan ini termasuk ikan primitif dan sering disebut sebagai "snake like fish" (ikan mirip ular). Penyebaran adalah di Afrika Barat.

Palmas adalah ikan pemangsa (predator), carnivora. Ikan ini mempunyai kemampuan untuk mengambil udara dengan alat yang telah termodifikasi sedemikan rupa menyerupai paru-paru, disamping itu ia mampu untuk merayap diatas tanah dengan menggunakan sirip dadanya yang kuat. Oleh karenanya dalam mememihara palmas dianjurkan agar memberikan penutup yang baik untuk mencegah ikan tersebut kabur. Palmas dapat dipelihara bersama-sama dengan ikan golongan Cichlidae yang memiliki ukuran lebih besar.

Panjang rata-rata ikan palmas adalah 30 cm. Hidup pada kisaran pH 6.5 - 7, dan temperatur 16-27 ° C. Sebagai carnivora, pakan utama palmas adalah pakan hidup berupa ikan kecil, atau daging-dagingan lain seperti daging udang atau daging ikan.

Sejauh ini setidaknya diketahui ada 3 sub-species palmas yaitu:
Polypterus palmas palmas
Polypterus palmas polli
Polypterus palmas buettikoferi



Jenis kelamin
Jenis kelamin palmas dapat dibedakan dengan melihat lebar dari sirip anus. Sirip anus palmas jantan lebarnya hampir 2 kali lebar sirip anus palmas betina.
Breeding.

Pada masa breeding palmas jantan akan "memeluk" si betina, kemudian akan memproduksi sperma pada saat si jantan "menangkap" telur-telur yang dikeluarkan si betina. Setelah dibuahi telur-telur tersebut akan jatuh ke atas substrate akuarium. Pada umumnya telur-telur tersebut akan menetas dalam waktu 4 hari.